BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan makhluk-makhluk lain.
Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia yang sangat berguna
untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai tujuan
kehidupannya.
Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna
serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai
perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu
serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai
makhluk yang selalu membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi
makhluk individual, makhluk social, makhluk peadegogis dan manusia sebagai
mahkluk yang beragama.
Untuk mendapatkan ilmu manusia perlu
pendidikan sebagai media untuk dapat mengusai teknologi yang modern. Dengan
pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan
terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya,
sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan
fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi
individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang
mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan
institusi pendidikan. Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup
dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan
kondisi sebaliknya yang terjadi. Oleh karena itu perlu keseimbangan antara
pendidikan secara umum dan dalam pandangan Islam yang dapat membentuk menusia
yang memiliki karakter.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sebagai disiplin (
ilmu normatif, ilmu teoritis dan
praktis)?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sebagai disiplin (
ilmu normatif, ilmu teoritis dan
praktis)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Pendidikan
1. Definisi Pendidikan
a. Ditinjau dari segi etimologis
menurut para ahli
1) Prof.Rechey
Dalam buku “Planning for Teaching, an Intrudaction to Education” dinyatakan :
The term Education refers to the
broad function of preserving and improving the life of the group through
bringing new members into its shared concerns. Education is thus a far broader
process than that which occurs in school. It is an essential social activity by
which communicaties continue to exist. In complex communicaties this function
is specialized and institutionalized in formal education, but there is always
the education outside the school with wich the formal process in related.
(12:489).
Istilah “pendidikan” berkenaan
dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu
masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi
penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya didalam masyrakat. Jadi pendidikan
adalah suatu proses yang lbh luas daripada proses yang berlangsung didalam
sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang esensial yang
memnungkinkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami
proses spesialisasi dan melembaga pendidikan formal, yang tetap berhubungan
dengan proses pendidikan in formal di luar sekolah.
2) Prof. Lodge
Dalam buku “Philosophy of Education”
dinyatakan sebagai berikut : Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah
pendidikan dan pendidikan adalah hidup.
Dalam pengertian yang lebih sempit
ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya, identik dengan sekolah yaitu
pengajaran formal dalam kondisi-kondisi yang sudah diatur.
b. Dari uraian tentang pengertian
pendidikan diatas dapat kita kemukakakan kesimupulan sebagai berikut :
1) Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannnya dengan jalan membina potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan Jasmani
(pancaindera serta ketrampilan-ketrampilan).
2) Pendidikan berarti juga lembaga yang
bertanggung jawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi
pendidikan.
3) Pendidikan merupakan pula hasil atau
prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga
tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat
kemajuan masyarakat dan kebidayaan sebagai satu kesatuan.
Menurut
para pakar dan ulama pendidikan Islam, bahwa inti dari pendidikan adalah
kegiatan yang dilakuakan orang dewasa dalam upaya mempengaruhi peserta didik
melalui pembelajaran, pembinaaan, pembimbingan, pelatihan dan pembiasaan agar
mereka menjadi dewasa.
2. Ruang Lingkup Pendidikan
Di
dalam pendidikan juga terdapat ruang lingkupnya,diantaranya yaitu:
a. Mendidik
Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat
hal itu, sangat penting untuk dipahami hakikat mendidik yang bermakna luhur
dalam proses pendidikan. Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan
membimbing anak dalam usaha mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld
mengatakan mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas
hidupnya. Menurut tokoh pendidikan yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia,
yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
b. Anak Didik
Anak didik merupakan obyek yang penting dari paedagogik.
Mengingat pendidikan itu merupakan bimbingan terhadap perkembangan anak didik
dan agar supaya bimbingan tersebut tidak bertentangan dengan kodrat anak, maka
pendidik perlu memahami sifat-sifat anak didik atau segala sesuatu tetang anak
didik umum dan khusus di rumah, sekolah, perkumpulan pemuda.
1) Sifat-sifat umum anak didik
a) Anak bukan miniatur orang dewasa,
pandangan kuno berpendapat bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk kecil
(miniatur).
b) Anak didik mengikuti periode-periode
perkembangan tertentu.
c) Anak didikn mempunyai pola
perkembangan sendiri.
d) Tugas perkembangan
e) Kebutuhan anak didik
f) Perbedaan individual
g) Anak sebagai keseluruhan (the whole
chile)
2) Anak didik dalam lembaga pendidikan
keluarga
Disamping
sifat-sifat umum perlu di perhatikan pula beberapa hal khusus yang berhubungan
dengan anak didik dalam lembaga pendidikan keluaraga antara lain :
a) Sifat menguntungkan diri
b) Anak didik kodrat
c) Kedudukan anak didik dalam keluarga
dan kesukaran-kesukaran pendidikan
3) Anak didik dalam lembaga pendidikan
sekolah
a) Matang bersekolah
b) Hak bersekolah
c) Wajib bersekolah
d) Co-educasi dan Co-instruksi
4) Anak didik dalam organisasi pemuda
a) Matang berorganisasi pemuda
b) Hak memasuki organisasi pemuda
c) Kebebasan berorganisasi pemuda
c. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Pembahasan tujuan pendidikan
merupakan suatu penting, mengingat perjalanan setiap institusi yang memilki
visi yang jelas yang selalu di mulai dari tujuan. Demikian pula pendidikan yang
kini menjadi harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya
selalu berangkat dari tujuan yang akan dicapai. Apabila tujuan yang dicapai
sudah jelas, maka langkah selanjutnya dapat diteruskan dengan memikirkan
perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan
efesien.
Plato mengadakan bahwa tujuan
pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadapa self knowing dan self realization kemudian inquiry dan reasoning
and logic. Jadi bahwa tujuan pendidikan memberikan penyadaran terhadapa apa
yang diketahuinya, kemudian pengetahuan
tersebut harus direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan
penelitian serta mengetahui hubungan kausal, yaitu alasan dan alur pikirnya.
d. Pendidik
Pendidik merupakan faktor “human”
kedua sesudah anak didik. Walaupun pandangan dari faham “teacher Centered” pada
umumnya tidak dapat diterima,tetapi guru atau pendidik mempunyai peranan
penting didalam proses pendidikan. Agar supaya para pendidik dapat melaksanakan
tugas paedagogisnya dengan sebaik-baiknya. Syarat-syarat paedagogis :
1) Kedewasaan
2) Identifikasi norma
3) Identifikasi anak
4) Knowledge
5) Skill
6) Attitude
e. Materi Pendidikan
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai
berikut.
1) Fakta adalah segala hal yang bewujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
Indonesia.
2) Konsep adalah segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.
3) Prinsip adalah berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat,
paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi
sebab akibat.
4) Prosedur merupakan langkah-langkah
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu
sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.
5) Sikap atau Nilai merupakan hasil
belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong,
semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial
yang bervariasi.
f. Metode Pendidikan
Untuk memilih metode pendidikan dan
latihan yang tepat harus didasarkan pada tujuan yang
hendak dicapai, sarana yang ada dan jumlah
penggunaan yang tersedia serta waktu dari kegiatan. Maksud metode pendidikan
dan latihan adalah sebagai suatu cara sistematis yang dapat memberikan
deskripsi secara luas serta dapat membuat suatu kondisi tertentu dalam penyelenggaraan
pendidikan dan latihan guna mendorong peserta dapat mengembangkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap penyelesaian tugas dan pekerjaan
yang akan akan dibebankan kepadanya. Pelaksanaan pendidikan dan latihan dapat
melalui beberapa metode, yaitu :
1)
Sistem
Magang. Sistem ini merupakan sistem yang paling tua di
dunia. Sistem magang mempunyai prinsip umum yaitu belajar sambil bekerja dan
sebaliknya.
2) Sistem Peragaan. Untuk ketrampilan tertentu sering
kali dalam pendidikan dan latihan menggunakan peragaaan, dengan alat-alat
tertentuserrta didemontrasikan cara pengerjaannya.
3) Sistem Bimbingan. Dengan sistem ini pelajaran
langsung diberikan satu-persatu sehingga para pegawai akan lebih cepat memahami
pelajaran yang diberikan.
4) Sistem Latihan Praktek. Dalam sistem ini seseorang lebih
ditekankan untuk melaksanakan latihan praktek seperti sesungguhnya agar mereka
dapat langsung bekerja.
Secara garis besar metode pendidikan dan pelatihan
karyawan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1) Metode di luar pekerjaan (off the job side), metode ini
berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari
pekerjaannya.
2) Metode di dalam pekerjaan (on the job site), metode ini
adalah berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru pada bagian-bagian yang telah
ditentukan. Ini berarti para pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing
atau mengajarkan kepada para pegawai baru dan diharapkan pegawai yang telah
senior itu dapat memberikan suatu contoh mengerjakan pekerjaan dengan baik,
jelas dan kongkret, sehingga para pegawai baru akan menirunya.
g. Alat Pendidikan
Alat Pendidikan adalah sesuatu yang
membantu terlaksananya pendidikan di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda
atau bukan benda. Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas sekali,
oleh sebab itu dalam membicarakan alat-alat pendidikan perlu diadakan
pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap bahwa alat pendidikan adalah
suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai satu tujuan pendidikan.
1) Menurut
Sifatnya Alat Pendidikan dibagi dalam dua yaitu :
a) Alat
Pendidikan Preventif, Adapun yang termasuk di dalam alat pendidikan preventif
adalah ;
-
Tata Tertib, Yaitu beberapa peraturan yang harus ditaati
dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu.
-
Anjuran dan
Perintah, Anjuran adalah ajakan atau saran untuk melakukan
sesuatu yang baik dan berguna. Perintah adalah anjuran yang keras untuk
melakukan yang baik dan berguna.
-
Larangan, Yaitu
ajakan atau saran untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang baik dan merugikan.
Biasanya larangan ini disertai dengan ancaman-ancaman.
-
Paksaan, Yaitu
perintah dengan kekerasan terhadap anak untuk melakukan sesuatu yang baik danbermanfaat.
-
Disiplin, Yaitu
suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi
perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal, karena benar-benar
tahu tentang pentingnya perintah atau larangan tersebut.
b)
Alat Pendidikan Repressif
Yang
termasuk ke dalam alat pendidikan repressif antara lain
-
Pemberitahuan
-
Teguran
-
Peringatan
-
Hukuman
-
Ganjaran
2) Alat
Pendidikan dilihat dari bentuknya
a) Berbentuk
benda (materiil).
b) Berbentuk
non benda (non materiil)
h. Evaluasi pendidikan
Definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan
Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka
Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau
kegiatan atau suatu proses menetukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di
lapangan pendidikan). Atau singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau
hasil-hasilnya.Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan, di
tanah air kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai
Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:
1) Proses/kegiatan
untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan.
2) Usaha untuk
memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan
pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, saya mengambil
kesimpulan bahwa evaluasi pendidikan adalah penilaian terhadap kinerja
pendidikan yang telah berjalan guna memperoleh informasi yang nantinya akan
digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang memang perlu diperbaiki pada kinerja
pendidikan.
1) Lingkungan
pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Lingkungan
keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama
kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan
yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan
sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu: pendidikan
prenatal (pendidikan dalam kandungan) dan pendidikan postnatal (pendidikan
setelah lahir)
Dasar
tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi Motivasi cinta kasih yang
menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya Motivasi
kewajiban moral orangtua terhadap anak. Tanggung
jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.
b)
Lingkungan sekolah
Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak
mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak
perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu,
tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu
untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut
sekolah.
Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi:
-
tanggung jawab formal kelembagaan
-
tanggung jawab keilmuan
-
tanggung jawab fungsional
c) Lingkungan
masyarakat
Ada 5
pranata sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan
sosial yaitu:
-
pranata pendidikan = bertugas dalam upaya sosialisasi
-
pranata ekonomi = bertugas mengatur upaya pemenuhan
kemakmuran
-
pranata politik = bertugas menciptakan integritas dan
stabilitas masyarakat
-
pranata teknologi = bertugas menciptakan teknik untuk
mempermudah manusia
-
pranata moral dan etika = bertugas mengurusi nilai dan
penyikapan dalam pergaulan masyarakat
B.
Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin (
Ilmu Normatif, Ilmu Teoritis dan
Praktis)
1. Ilmu pendidikan sebagai ilmu normatif
Ilmu
pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu
pengetahuan.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah
atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti
berbicara masalah baik atau buruk dari perilakumanusia. Ilmu Pendidikan
merumuskan peraturan-peraturan tentangbertingkah laku manusia untuk mencapai
keteraturan hidup.Keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan
(kohesi)antarmanusia (hubungan sosial manusia).
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia”
itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat,
yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar
pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan
filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang
pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan
ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai
tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara
normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup,
malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah
atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti
berbicara tentang baik-buruknya perilaku manusia. Ilmu pendidikan merumuskan
peraturan-peraturan terhadap tingkah laku manusia untuk mencapai keteraturan
hidup, karena keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan
(kohesi) hubungan antar manusia
(hubungan sosial manusia). Ciri-ciri pendidikan sebagai ilmu normatif
a. Ilmu pengetahuan normatif selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang tidak hanya diperoleh dari
pengalaman dan praktek mendidik atau pendidikan, tapi juga didapat dari sumber
normatif yaitu norma masyarakat, norma filsafat (pandangan hidup seseorang atau
masyarakat) keyakinan beragama atau rasa spirit keagamaan yang dianutnya.
b. Ilmu pengetahuan normatif erat
kaitanya dengan pengetahuan filsafat, sehingga melahirkan filsafat pendidikan.
Guru atau pendidikan harus selalu mengikat diri sesuai kaidah filsafat
pendidikan.
c. Pendidikan normatif meliputi pendidikan agama, etika, budi
pekerti yang tergolong pendidikan pengembangan kepribadian (sesuai amanat UUNo.
20 tahun 2003). Menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup manusia (peserta didik)
karena sangat perilaku atau tindakan peserta didik dalam dalam kehidupan dan
penghidupanya.
Dari
keterangan dan ciri-ciri yang telah di terangkan diatas dapat disimpulkan,
bahwa pendidikan dikatakan sebagai ilmu normatif adalah memberikan
aturan-aturan terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupanya sehari-hari.
Aturan-aturan tersebut mencakup etika, norma agama, dan lain sebagainya yang
jelas mengatur tentang tingkah laku manusia dalam kehidupanya.
2. Pendidikan sebagai ilmu praktis dan
teoritis
Ilmu
pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu
pengetahuan.
Ilmu
pendidikan bersifat normatif berarti
pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang
patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga pendidik bertugas menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku manusia yang dibanggaakan, dihormati dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat (kondisi sebaliknya akan menyebabkan anak
dijauhi oleh masyarakat). Secara etis ilmu pendidikan diarahkan untuk
menciptakan kesejahteraan hidup manusia, sebaliknya tindakan yang ditujukan
untuk menistakan atau melaratkan manusia dikatakan diluar perbuatan pendidikan.
Ilmu Pendidikan termasuk
pengetahuan normatif karena berkaitan erat dengan pandangan tentang manusia,
nilai dan norma hidup yangmembentuk keperibadian manusia (anak didik).
Ilmu Pendidikan bersifat teoritis
dan praktis karena berkaitan dengan strategi tindakan mendidik atau praktek
mendidik.
Dalam ilmu mendidik teoritis para
cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam swapikirnya masalah yang
tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik
pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran
teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut
Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu
mendidik teoritis, sistematiss dan histories. Apa sajakah yang dapat
disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik
pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik
histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan
memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana
hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha
guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada
human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila
dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu
dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu
pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa
setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/
orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain,
yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
3. Pendidikan sebagai ilmu sebagai teoritis
Dalam
ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan didalam
pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari pratik-pratik teoritis
inilah pendidikan disusun secara teoritis. Dan pemikiran-pemikiran teoritis
inilah yang disusun dalam suatu sistem pndidikan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis
adalah suatu praktek pendidikan untuk
mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan
sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang
sudah ada untuk mempermudah jalanya pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannnya dengan jalan membina potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan Jasmani
(pancaindera serta ketrampilan-ketrampilan).
Pendidikan berarti juga lembaga yang
bertanggung jawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi
pendidikan.
Pendidikan merupakan pula hasil atau
prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga
tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat
kemajuan masyarakat dan kebidayaan sebagai satu kesatuan. Ruang lingkup
pendidikan :
1. Mendidik
2. Anak Didik
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan
4. Pendidik
5. Materi Pendidikan
6. Metode Pendidikan
7. Alat Pendidikan
8. Evaluasi pendidikan
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu
pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun
secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan
ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan.
B.
Analisis
Ilmu pendidikan merupakan suatu
disiplin ilmu pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuhkembangkan
potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang.ilmu pendidikan mempunyai
objek, metode,dan sistematika. Tidak hanya itu ilmu pendidikan juga telah
memenuhi persyaratan tambahan lainnya. Misal, praktis, dinamika dan tentunya
diabadikan untuk kesejahteraan umat manusia.
Ilmu pendidikan dapat berupa
konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model. Dalam hal ini ilmu
pendidikan bersifat objektif, diskriptif, preskiptif (normatif), yang disajikan
secara terperinci dan sistematis, ilmu pada umumnya bersifat deskriptif,tetapi
ilmu pendidikan adalah menjelasklkan, memprediksi, dan mengontrol.
Ilmu pendidikan menggunakan
ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sekalipun demikian menurut M.J. Langeveld
(1980) sebagai ilmu otonom, ilmu pendidikan berperan sebagai penentu bagi
ilmu-ilmu yang lain.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah
atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti
berbicara masalah baik atau buruk dari perilakumanusia. Ilmu Pendidikan
merumuskan peraturan-peraturan tentangbertingkah laku manusia untuk mencapai
keteraturan hidup.Keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan
(kohesi)antarmanusia (hubungan sosial manusia).
Ilmu
pendidikan bersifat normatif berarti
pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang
patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga pendidik bertugas menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku manusia yang dibanggaakan, dihormati dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat (kondisi sebaliknya akan menyebabkan anak
dijauhi oleh masyarakat). Secara etis ilmu pendidikan diarahkan untuk
menciptakan kesejahteraan hidup manusia, sebaliknya tindakan yang ditujukan
untuk menistakan atau melaratkan manusia dikatakan diluar perbuatan pendidikan.
Dalam
ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan didalam
pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari pratik-pratik teoritis
inilah pendidikan disusun secara teoritis. Dan pemikiran-pemikiran teoritis
inilah yang disusun dalam suatu sistem pendidikan
KATA
PENGANTAR
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji
dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq
dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah
ini, yang alhamdulillah dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya.
Terima
kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis
,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca
makalah ini.
Mengingat
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa,
penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya
penulis bisa lebih baik lagi.
Salah
dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun.
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bengkulu,
2016
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan
Pembahasan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ilmu Pendidikan ....................................................................................... 3
B. Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin (
Ilmu Normatif, Ilmu Teoritis dan
Praktis) 12
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan................................................................................................ 14
- Analisis ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii
|
MAKALAH
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Pendidikan
dan Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
Saya ingin makalahnya
ReplyDeleteUntuk yg butuh KUMPULAN CONTOH PROPOSAL LENGKAP, silahkan cek di link itu...
ReplyDeleteSalam bersinergi.