BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan itu
ditentukan oleh kemampuan guru dalam memahami tujuan pendidikan yang tercapai,
dan keterlibatan orang tua dalam kegiatan pembelajaran baik secara langsung dan
tidak langsung. Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di berbagai
aspek kehidupan manusia, maka cara yang ampuh untuk mencapai tujuan tersebut
ialah pendidikan. Melalui kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan formal (di
lingkungan kampus), informal (di lingkungan keluarga) dan non formal
pendidikan, pengajaran, pelatihan, bimbingan, dan nilai-nilai kepada peserta
didik.
Banyak faktor-faktor penentu
yang dapat menagkibatkan keberhasilan mahasiswa dalam memperoleh prestasi
belajar yang tinggi, di antaranya adalah motifasi belajar mahasiswa dan cara
belajar mahasiswa. Karena dengan dorongan motivasi yang baik kepada peserta
didik, maka peserta didik akan terpacu semangatnya untuk lebih rajin lagi dalam
belajar di kampus maupun di rumah. Cara belajar yang teratur akan bermanfaat
bagi peserta didik dalam mencapai keberhasilan di dalam pendidikan. Jika kedua
faktor tersebut dapat terlaksana dengan baik, pasti akan mendapatkan hasil atau
prestasi yang baik bagi peserta didik.
Kegiatan belajar sangat
diperlukan adanya kesiapan awal mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
misalnya penguasaan konsep awal yang dimiki mahasiswa sebelum memasuki konsep
lebih lanjut. Bila konsep awal merupakan dasar dari konsep lanjutan yang belum
dikuasai, maka akan menjadi hambatan dalam kegiatan belajar tahap berikutnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kreativitas ?
2. Bagaimana Ciri-Ciri Kreativitas ?
3. Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kreativitas ?
4. Intelegensi emosional dan
dampaknya terhadap kreativitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Pengertian Kreativitas
2. Untuk mengetahui Bagaimana Ciri-Ciri Kreativitas
3. Untuk mengetahui Bagaimana Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kreativitas
4. Untuk mengetahui Intelegensi
emosional dan dampaknya terhadap kreativitas
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kreativitas
Pengertian
kreativitas sudah banyak dikemukakan oleh paraahli berdasarkan pandangan yang
berbeda-beda, seperti yang dikemukakan oleh Utami Munandar (dalam Wulandari
Sami, 2010) menjelaskan pengertian kreativitas dengan mengemukakan
beberapaperumusan yangmerupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas. Pertama,
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baruberdasarkan data,
informasi, atau unsur-unsur yang ada.Kedua,kreativitas (berpikir kreatif atau
berpikir divergen) adalah kemampuanberdasarkan data atau informasi yang
tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanaannyaadalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Ketiga
secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaboras i(mengembangkan, memperkaya,
merinci) suatu gagasan.[1]
Kreativitas
itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernahdiketahui orang sebelumnya,
melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri
sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia
padaumumnya, misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi
yang belum pernah ia pakai. Kreativitas berhubungandengan penemuan sesuatu, mengenai
hal yang menghasilkan sesuatuyang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah
ada.Sesuatu yangbaru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, bangunan,
dan lain-lain.Dalam proses belajar mengajar guru yang kreatif akan dapat mengubah
proses ini, menjadi suatu yang menarik dan bermakna bagipeserta didik, karena
disajikan dengan penuh variasi dalam mengajar. Disamping itu ditegaskan lagi
bahwa berpikir kreatif memungkinkan manusia untuk lebih terbuka dan divergen,
artinya tidak selalu terikatdengan hal-hal yang sudah ada, sehingga
memungkinkan sekali untuk dapat menerima perubahan dan inovasi. Manusia haruslah
selalu mengembangkan diriuntuk berkreasi supaya mempunyai kemampuan yang lebih
dalam haltertentu.Seperti halnya seorang guru yang harus mempu mengembangkan
dirinya sendiri untuk dapat berbuat yang lebih baik dalam pembelajaran. ChabibToha
(dalam Wulandari Sami, 2010) berpendapat bahwa guru sendiridalam melakukan
proses kreatif dalam pembelajaran haruslah tetap berlandasan terhadap
unsur-unsur pokok dari belajar, yang meliputi:
[2]
a. Belajar
harus membawa perubahan, baik aktual maupun potensial(sikap dan tingkah laku), dalam
arti bahwa belajar itu sanggupmembawa perubahan-perubahan baru.
b. Pada
prinsipnya perubahan itu terjadi dan dilakukan dengan sadar
c. Hasil
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatnya perubahan baru yang sifatnya
sedikit banyak permanent atau tetap.
Menurut
CeceWijaya dan Tabrani Rusyan (dalam Suharsimin Arikunto, 2006), kreativitas
biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru,baik
yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakanmodifikasi atau
perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada.Bila konsep ini dikaitkan
dengan kreativitas guru, guruyang bersangkutan mungkin menciptakan suatu
strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil(asli ciptaan
sendiri), atau dapat sajamerupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada
sehinggamenghasilkan bentuk baru.Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan
sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwapengertian kreativitas guru adalah
kemampuan seseorang untukmelahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan
hal-hal yangsudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didikdi
sekolah.Dan kreativitas guru harus didukung oleh jiwa yang zuhud,ikhlas tidak
riya, pemaaf, mengerti karakter siswa, dan menguasaimateri.[3]
B. Ciri-Ciri
Kreativitas
Untuk
disebut sebagai seorang yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri
atau karakteristik orang yang kreatif. Berikut ini dikemukakan beberapa
pendapat orang ahli tentang ciri-ciri orangyang kreatif. Adapun ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif adalahsebagai berikut:
1) Keterampilan
berpikir lancar yaitu
a. Mencetuskan
banyak gagasan,jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.
b. Memberikan
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
c. Selalu
memikirkan lebih dari satu jawaban.
2) Keterampilan
berpikir luwes (Fleksibel) yaitu:
a. Menghasilkan
gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
b. Dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Mencari
banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda,mampu mengubah cara pendekatan
atau cara pemikiran.
3) Keterampilan
berpikir rasional yaitu:
a. Mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b. Memikirkan
cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
c. Mampu
membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau
unsur-unsur.
4) Keterampilan
memperinci atau mengelaborasi yaitu:
a. Mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
b. Menambahkanatau
memperincidetil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih
menarik.
5) Keterampilan
menilai (mengevaluasi) yaitu:
a. Menentukan
patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu
rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.
b. Mampu
mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.
c. Tidak
hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
Ciri-ciri
guru kreatif yang lain dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran, yang meliputi
hal-hal sebagai berikut: [4]
1. Fleksibel
Guru
yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara
belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai
kecerdasan dan potensi masing-masing anak
2. Optimistis
Keyakinan
yang tinggi akan kemampuan pribadi dan yakin akanperubahan anak didik ke arah
yang lebih baik melalui prosesinteraksi guru-murid yang menyenangkan akan
menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.
3. Respek
Rasa
hormat yang senantiasa ditumbuhkandi depan anak didikakan dapat memacu mereka
untuk lebih cepat tidak sekedar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang
menyeluruhtentang berbagai hal yang dipelajarinya
4. Cekatan
Anak-anak
berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, dan penuh inisiatif.Kondisi ini perlu
di imbangi oleh guru sehingga mampubertindak sesuai kondisi yang ada.
5. Humoris
Anak-anak
suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan
humor. Secara tidak langsung, haltersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja
otak kanan mereka.
6. Inspiratif
Meskipun
ada panduan kurikulum yang mengharuskan peserta didik mengikutnya, guru harus dapat
menemukan banyak ide dari hal-hal baru dan lebih memahami informasi-informasi
pengetahuan yang disampaikan gurunya.
7.
Lembut
Dimanapun,
guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional,biasanya mengakibatkan dampak
buruk bagi peserta didiknya, dansering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada
anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasing sayang akanlebih
efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih memudahkanmunculnya solusi atas
berbagai masalah yang muncul.
8.
Disiplin
Disiplin
disini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup bebagai hal lain. Sehingga,
guru mampu menjadi teladan kedisplinan tanpa harus sering mengatakan tentang
pentingnya disiplin.Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajardan
sebagainya. Dengan demikian, akan timbul pemahaman yangkuat pada anak didik
tentang pentingnya hidup disiplin.
9. Responsif
Ciri
guru yang profesional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi, baik pada anak didik, budaya,sosial, ilmu pengetahuan maupun
teknologi, dll.
10. Empatik
Setiap
anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan proses penerimaan,
serta pemahaman terhadap pelajaran punberbeda-beda. Oleh karena itu, seorang
guru dituntut mempunyaikesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut
sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
11. Nge-friend
Jangan
membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena posisi Anda sebagai
guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang lebih
kuat daripada sekedar hubungan guru-murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah
beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Sedangkan
menurut pendapat sarjana yang lain menyatakan bahwa individu dengan potensi
kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:[5]
a. Hasrat
keingintahuan yang cukup besar
b. Besikap
terbuka terhadap pengalaman baru
c. Panjang
akal
d. Keinginan
untuk menemukan dan meneliti
e. Cenderung
lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
f. Cenderung
mencari jawaban yang luas dan memuaskan
g. Memiliki
dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
h. Berpikir
fleksibel
i.
Menanggapi pertanyaan yang
diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak
j.
Kemampuan membuat
analisis dan sitesis
k. Memiliki
semangat bertanya serta meneliti
l.
Memiliki daya abstraksiyang
cukup baik
m. Memililki
latar belakang membaca yang cukup luas
Teknik
pemecahan masalah sendiri secara kreatif melalui 5 (lima) tahap yaitu :Pertama, menemukan fakta (fact
finding) dalam tahapan ini diajukan pertanyaan-pertanyaan faktual, yang
menanyakan tentang apayang terjadi dan yang ada sekarang atau di masa lalu.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam dua fase, yaitu fasedivergend
imana pertanyaan-pertanyaan ditulis berdasarkan apa yangmuncul dari pikiran
kita dengan tidak mempersoalkan apakah pertanyaan tersebut bisa memperoleh data
yang relevan atau tidak.Fase konvergen, dimana pertanyaan-pertanyaan factual
diseleksi mana yang penting dan relevan dan selanjutnya dicari jawaban yang
palingtepat.
Kedua, menemukan
masalah (problem finding) dalam tahap ini diajukan banyak kemungkinan
pertanyaan kreatif.Pertanyaan-pertanyaan tersebut diangkat dalam penemuan
fakta.
Ketiga, menemukan
gagasan (idea finding) dalam tahap ini diinginkan untuk diperoleh
alternatif jawaban sebanyak mungkin untuk pemecahan masalah yang telah
ditentukan dalam tahap sebelumnya yaitu mengumpulkan alternatif jawaban
sebanyak banyaknya dan menyeleksi jawaban atau gagasan yang paling relevandan
tepat untuk memecahkan masalah.
Keempat, menemukan
jawaban (solution finding) dalamtahap ini disusun kriteria, tolok ukur,
atau persyaratan untukmenentukan jawaban.Melalui pemikiran divergen,
tolok ukur disusun berdasarkan antisipasi terhadap semua kemungkinan yang bakal
terjadi baik yang bersifat positif maupun negatif sekiranya salah satu
gagasandipakai dalam pemecahan masalah. Sedangkan berpikir konvergen,alternatif
jawaban yang ditemukan berdasarkan tolak ukur yang telah disusun diseleksi mana
yang lebih tepat dan relevan atau berisikopaling rendah apabila diangkat
sebagai jawaban yang akan dipakaiuntuk memecahkan masalah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa orang yangkreatif mempunyai suatu motivasi yang tinggi
dalam mengenal masalah-masalah yang bernilai.Mereka dapat memusatkan perhatiannya
pada suatu masalah secara alamiah dan mengkaitkannya baik secara sadar atau
tidak, untuk memecahkannya.Ia menerima ideyang baru, yang muncul dari dirinya
sendiri atau yang dikemukakan oleh orang lain. Kemudian iamengkombinasikan
pikirannya yangmatang dengan intuisinya secara selektif, sebagai dasar
pemecahanyang baik. Ia secara energik menterjemahkan idenya melalui tindakandan
mengakibatkan hasil pemecahan masalah yang sangat berguna. Ciri-ciri perilaku
yang ditemukan pada orang-orang yangmemberikan sumbangan kreatif yang menonjol
terhadap masyarakatdikemukakan oleh Munandar sebagai berikut:
a. Berani
dalam pendirian/keyakinan
b. Ingin
tahu
c. Mandiri
dalam berpikir dan mempertimbangkan
d. Menyibukkan
diri terus menerus dengan kerjanya
e. Intuitif
f. Ulet
g. Tidak
bersedia menerima pendapat dan otoritas begitu saja.
Berbagai
macam karakteristik diatas jarang sekali tampak pada seseorang secara keseluruhan,
akan tetapi orang-orang yangkreatif akan lebih banyak memiliki ciri-ciri
tersebut. Dari berbagaikarakteristik orang yang kreatif dapat disimpulkan bahwa
guru yang kreatif cirinya adalah : punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal
mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektualnya dimanfaatkan
semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta,
bersedia menerima informasi,menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh
dari berbagaisumber yang berbeda, cenderung menampilkan berbagai alternative terhadap
subyek tertentu
C. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kreativitas
Berdasarkan
uraian diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas dapat ditumbuh-kembangkan
melalui suatu proses yang terdiri daribeberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya. Kreativitas secaraumum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya
berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi
terhadap bidangpekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan
tugas-tugas.Tumbuhnya kreativitas di kalangan guru dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya:
a. Iklim
kerja yang memungkinkan para guru meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam
melaksanakan tugas
b. Kerjasama
yang cukup baik antara berbagai personel pendidikan dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi
c. Pemberian
penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif
bagi para guru untuk meningkatkanprestasi belajar siswa.
d. Perbedaan
status yang tidak terlalu tajam di antara personelsekolah sehingga memungkinkanterjalinnya
hubungan manusiawi yang lebih harmonis.
e. Pemberian
kepercayaan kepada para guru untuk meningkatkan diridan mempertunjukkan karya
dan gagasan kreatifnya.
f. Menimpakan
kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
g. Pemberian
kesempatan kepada para guru untuk ambil bagian dalammerumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang merupakan bagiandalam merumuskan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengankegiatan pendidikan di sekolah yang
bersangkutan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar. Kreativitas
dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dorongan dari lingkungan(motivasi ekstrinsik).
h. Motivasi
untuk Kreativitas Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan
potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi
matang, dorongan untukmengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketikaindividu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi
dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999 dalam Wulandari Sami,
2010). Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu
sejak dini. Hal ini dapatdilakukan dengan memperkenalkan individu dengan
kegiatankegiatankreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingintahu, dan
untuk melakukan hal-hal baru
i.
Kondisi Eksternal yang
mendorong Perilaku Kreatif. Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara
konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak
dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan
kondisi yang memupuk dan memungkinkan individutersebut mengembangkan sendiri
potensinya. Maka pentingmengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk
dorongan dalam diri individu untuk mengembangkankreativitasnya. Menurut pengalaman
Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan
timbulnya kreativitas yang konstruktif
D.
Intelegensi Emosional dan
Dampaknya Terhadap Kreativitas
Emosi merupakan
suatu kondisi yang dapat menggerakkan perilaku yang manifestasinya dapat kita
lihat seperti kepucatan, kegelisahan, kengerian, atau kesedihan namun perilaku
yang tak selalu tampak juga dapat mengandung beberapa jenis pengalaman dari
emosi tersebut. Gejala pengalaman emosional selalu terkait dengan
proses temuan diri dan proses mempertahankan diri dalam melindungi berbagai
emosi yang muncul tersebut. Berbagai kajian tentang emosi memperlihatkan bahwa
ketika individu sedang merasakan emosi menunjukkan bahwa fungsi otak sedang
bekerja. Banjir data neurologis mewujudkan pemahaman individu dan berfunginya
proses pengelolaan emosi.
Emosi secara
esensial adalah suatu kondisi gairah untuk bertindak (a state of being moved),
yang memiliki beberapa komponen, yaitu perasaan, tindakan tertentu dalam
menghayati perasaan tersebut, dan kesadaran tentang pengalaman. Akar kata emosi
berasal dari Bahasa Latin yaitu motere yang berarti bergerak. Hal ini merupakan
makna secara implisit yang terkandung dalam emosi. Kecenderungan biologis untuk
bertindak dalam mengalami emosi selanjutnya dibentuk oleh pengalaman hidup dan
budaya. Cara kita menunjukkan ekspresi emosi banyak dipengaruhi oleh budaya.
Permasalahan yang seringkali muncul bukanlah berkenaan dengan emosi itu
sendiri, melainkan bagaimana kesesuaian (appropriateness) dari emosi dan
ekpresi emosi yang dimunculkan tersebut.
Manusia
memiliki dua akal yang bersumber dari intelegensi kita, yaitu yang sifatnya
rasional (rational mind), yang diukur dengan IQ dan yang sifatnya emosional
(emotional mind), yang diukur dengan EQ. Keterhubungan antara rasio dan emosi
dapat dilihat pada struktur kemampuan otak yaitu amigdala, sistem limbik, dan
neokorteks.
Kecerdasan
emosional dalam kemampuan terletak dalam lima domain, yaitu : mengenal emosinya
sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenal emosi orang lain, dan
mengelola hubungan kerja sama. Implikasi dari kehidupan emosional berdampak
terhadap pengembangan kreativitas yang bersifat individual, namun
apabiladidasarkan pada domain kelima kemampuan di atas maka kehidupan emosional
juga dapat berkembang menjadi collective creativity.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreativitas
itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernahdiketahui orang sebelumnya,
melainkan bahwa produk kreativitas itumerupakan sesuatu yang baru bagi diri
sendiri dan tidak harusmerupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia padaumumnya,
misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum
pernah ia pakai. Kreativitas berhubungandengan penemuan sesuatu, mengenai hal
yang menghasilkan sesuatuyang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini,
kami menyadari bahwa masih banyak mengalami kekurangan dan kekeliruan baik
dalam penyusunan maupun dalam penyajian materi yang kami sampiakan. Sehubungan
dari itu semua kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini dan
kami ucapkan terima kasih
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat
yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu penulis
dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi motivasi dan
dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu,
Penyusun
No comments:
Post a Comment