BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang membantu manusia berkembang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang mereka anut. Pendidikan di
Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan salah
satu pilar dari tujuan pokok bangsa Indonesia sesuai dengan yang
tercantum pada pembukaan UUD 1945 alenia IV. Berkenaan dengannya, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia.
Namun kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia belum mencapai nilai yang
optimal dan masih terus berkembang menuju kearah perbaikan , karena sampai saat
sekarang ini masih banyak masalah – masalah yang timbul yang menghambat
berkembangnya pendidikan. Masalah tersebut antara lain kemajuan teknologi yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi penduduk yang cukup pesat,
dsb. Namun hambatan – hambatan tersebut telah diupayakan oleh pemerintah untuk
dipecahkan dengan berbagai programnya. Inovasi pendidikan dibentuk sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, hal ini dilakukan agar
pendidikan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan realita diatas, penulis bermaksud menyusun makalah guna
menjabarkan proses inovasi dan hal yang berkaitan dengan inovasi yang ada di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep inovasi
pendidikan?
2.
Apa karakteristik inovasi
pendidikan?
3.
Apa Faktor Yang mempengaruhi
Inovasi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui konsep inovasi
pendidikan
2.
Mengetahui karakteristik
inovasi pendidikan
3.
Mengetahui Faktor – faktor Yang mempengaruhi Inovasi
Pendidikan
BAB
II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Inovasi dan
Inovasi Pendidikan
- Pengertian Inovasi
Dalam bahasa Inggris inovasi adalah innovation,
yaitu segala hal yang baru atau pembaharuan. Ada juga yang menyebutnya dengan penemuan
yang dalam bahasa Innggris disebut discovery dan invention,
karena ditemukannya sesuatu yang baru, baik yang baru dalam arti rekayasa atau
yang betul-betul baru karena tidak ada sebelumnya. Ibrahim (1988: 39) menjelaskan
lebih lanjut ketiga konsep tersebut.
Discovery adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya ada atau hal tersebut
sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Seperti Newton menemukan hukum
Gravitasi Bumi, yang sebenarnya gaya
tarik bumi sudah lama ada. Atau Columbus yang menemukan benua Amerika tahun
1492, yang sebenarnya benua itu sudah lama ada, hanya Columbus yang pertama kali menjumpainya.
Invention adalah suatu penemuan baru yang benar-benar baru sebagai hasil
kreasi manusia. Melalui pengamatan, pengalaman, dan konsistensinya dalam
mempelajari atau menelaah sesuatu sampai kepada suatu bentuk model yang diakui
orang lain sebagai sesuatu yang baru karena belum ada sebelumnya seperti hasil
penemuan teori belajar, arsitektur unik bangunan, mode pakaian, teknologi rumah
tangga, dan sebagainya.
Innovation menurut Rogers
(1983: 11) adalah suatu gagasan, teknik-teknik atau praktik atau benda yang
disadari diterima oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Robbins (1994)
menyebut inovasi suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk, proses, dan jasa. Sedangkan Freedman (1988) menyebut
inovasi sebagai sebagai suatu proses pengimplementasian ide-ide baru dengan
mengubah konsep kreatif menjadi suatu kenyataan.
Dengan demikian, innovation
adalah suatu gagasan, barang, kejadian, teknik-teknik/metode-metode atau
praktek yang diamati, disadari, dirasakan, dan diterima sebagai hal yang baru
oleh seseorang atau kelompok (masyarakat), baik sebagai hasil discovery maupun
invention.
Zaltman dan Duncan (1973) memperjelas pengertian inovasi
dengan membandingkannya dengan perubahan sosial. Semua inovasi adalah termasuk
perubahan sosial, tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi adalah
perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah tertentu. Drucker (1995: 6) menyatakan bahwa inovasi adalah
perubahan sosial sebagaimana dinyatakan dalam empat dimensi inovasi, yaitu
proses kreatif (creative process), adanya perubahan (change),
mengarah kepada pembaharuan (new condition), dan memiliki nilai tambah
(having added values). Inovasi merupakan proses kreatif dalam mengubah
input, proses, dan output agar dapat sukses dalam menanggapi
dan mengantisipasi perubahan-perubahan internal dan eksternal sekolah (Slamet,
2003).
Sebagai suatu perubahan sosial, Rogers (1983)
mengemukakan terjadinya perubahan sosial berdasarkan atas tiga tahapan secara
berurutan, yaitu sebagai berikut:
a.
Invensi, yaitu proses ketika
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
b.
Difusi, yaitu proses ide-ide
baru dikomunikasikan pada sistem sosial.
c.
Konsekuensi, yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat dari adopsi
atau penolakan ide-ide baru, dan secara totalitas perubahan sosial merupakan
hasil komunikasi.
Jadi inovasi merupakan perubahan,
namun tidak semua perubahan merupakan inovasi. Terdapat beberapa istilah yang
menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut :
a.
“Baru” dalam inovasi dapat
diartikan apa saja yang belum dipahami,diterima atau dilaksanakan oleh penerima
inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang
lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari
sebelumnya.
b.
“Kualitiatif” berarti inovasi
itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur – unsur
dalam pendidikan. Jadi, bukan semata – mata penjumlahan atau penambahan unsur –
unsur setiap komponen.
c.
“Hal” yang dimaksud dalam
definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem
pendidikan.Hal – hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide tau rangkaian
ide. Sementara inovasi karena sifatnya tetap bercorak mental, sedangkan yang
lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah
pikiran, metode, dan teknik bekerja,mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan,
norma, barang dan alat.
d.
“Kesengajaan” merupakan unsur
perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan ini
secara fungsional lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita
kembali pada pembelajaran dan pengajaran, dan menghindarkan diri dari
pembaharuan perkakas.
e.
“Meningkatkan Kemampuan”
mengandung arti bahwa tujuan utama motivasi ialah kemampuan sumber – sumber
tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
f.
“Tujuan” yang direncanakan
harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil – hasil yang ingin
dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur umtuk mengetahui perbedaan antara
keadaaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan inovasi itu
sendiri adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik
sebanyak – banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar – besarnya.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal – hal yang berhubbungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal – hal yang berhubbungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
- Inovasi Pendidikan
Ibrahim (1988: 51) mengemukakan,
inovasi pendidikan adalah inovasi (perubahan) dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah: suatu ide,
barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri,
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu sistem,
maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen
sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya
sistem pendidikan nasional.
Berikiut ini beberapa contoh-contoh
inovasi pendidikan dalam setiap komponen sistem sosial sesuai dengan pola yang
dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan
pendidikan dewasa ini.
a.
Pembinaan personalia misalnya;
peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, peraturan tata tertip siswa dan
sebagainya.
b.
Fasilitas fisik, misalnya
dengan perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja),
perlengkapan peralatan laboratorium bahasa dan IPA, penggunaan computer dan
internet di sekolah, dan sebagainya.
c.
Penggunaan waktu, misalnya;
penggunaan waktu belajar (semester) yang dulunya catur wulan, dan untuk perguruan
tinggi adanya semester pendek.
d.
Perumusan tujuan : UU Sisdiknas
2003
e.
Prosedur pencapaian tujuan :
KTSP
f.
Peran yang diperlukan : guru
dalam PBM menggunakan media.
g.
Wawasan dan perasaan:
pendidikan seumur hidup, wawasan guru, metode baru pembelajaran, mencintai
profesi.
h.
Bentuk hubungan antara bagian
dalam mekanisme kerja: hubungan Depag dengan Diknas RI.
i.
Hubungan dengan sistem yang
lain : sekolah menyalurkan lulusannya dalam dunia kerja, Depnaker, PMR/UKS
berhubungan dengan Depkes dan PMI, pembiayaan madrasah dengan funding luar.
j.
Strategi : desain, kesadaran
perhatian, dan evaluasi
Kemudian pelaksanaan inovasi
pendidikan seperti inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan dari innovator dan
pelaksanaan inovasi itu sendiri. Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di
Depdiknas yang di sponsori oleh lembaga-lembaga asing cendrung merupakan “Top
Down Innovation” inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya.
Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara
mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta punya
otoritas untuk menolak pelaksanaannya.
B. Karakteristik Inovasi
Pendidikan
Karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah
1.
Keuntungan Relatif, yaitu
sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan
atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau
mungkin dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting
2.
Kompatibel, yaitu tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari
penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan niai dan norma yang diyakini oleh
penerima tidak akan diterima secara cepat seperti nilai yang sesuai dengan
nilaidan norma.
3.
Kompleksitas,yaitu tingkat
keuskaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4.
Trialabilitas,ialah dapat
dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba
akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba
lebih dulu.
5.
Dapat Diamati, ialah mudah
tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati
akan lebih cepat diterima.
Menurut Zaltman, Duncan dan Holbek bahwa cepat lambanya
penerimaan inovasi karena pengaruh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat berupa
kombinasi dari berbagai macam atribut. Atribut tersebut antara lain:
1.
Pembiayaan
2.
Balik Modal
3.
Efisiensi
4.
Resiko dari ketidakpastian
5.
Mudah dikomunikasikan
6.
Kompatibilitas
7.
Kompleksitas
8.
Status ilmiah, dsb
C. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan
Agar kita dapat memahami tentang
perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat
kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di
sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim (1988: 162) yaitu: a.
kegiatan belajar-mengajar, b. faktor internal dan eksternal, c. sistem
pendidikan (pengelolaan dan pengwasan).
1.
Faktor kegiatan
belajar-mengajar.
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam
pengelolaan kegiatan belajar-mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga
profesional. Guru dipandang memliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan,
diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar-mengajar agar
dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah
dirumuskan.
2.
Faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi
pelaksana sistem pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya
terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan
tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan beban pertimbangan
dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai
pengaruh dalam proses inovasi ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai
peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai
penunjang secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapakan sekolah, maupun sebagai
penunjang pengadaan dana (sumbangan BP3 atau SPP).
Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan faktor internal dan
juga eksternal, seperti : guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat
secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli diluar organisasi sekolah
tetapi ikut terlibat dalam kegiatan sekolah seperti : para pengawas, inspektur,
penilik sekolah, konsultan, dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan
fasilitas sekolah. Demikian pula para penatar guru, staf pengembangan dan penelitian
pendidikan, para guru besar, dosen, dan organisasi persatuan guru, juga
merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan sistem
pendidikan atau inovasi pendidikan.
3.
Sistem pendidikan (pengelolaan
dan pengawasan).
Dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Di Indonesia oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar tidak dapat bebas menurut kemauannya, tetapi harus mengikuti
aturan yang berlaku, mulai dari cara berpakaian, kegiatan waktu beristirahat,
sampai pada kegiatan belajar di kelas. Tentu saja semua aturan yang dibuat itu
merupakan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula di negara lain termasuk di
Amerika Serikat yang banyak memberikan kebebasan pada individu tetap ada aturan
yang harus ditaati oleh guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar di kelas atau di sekolah.
Selanjutnya Ibrahim (1988 : 171)
mengungkapkan, bahwa faktor yang dominan pada suatu sekolah ialah guru dan
siswa. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor utama yang berpengaruh
terhadap proses inovasi pendidikan. Sekolah berada pada suatu lingkungan sistem
sosial atau merupakan bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu perubahan yang
terjadi pada suatu sekolah akan mempengaruhi dan mungkin juga dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Sedangkan menurut Miles, inovasi
disekolah baru berhasil apabila melibatkan guru-guru, staf, siswa, dan
masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam inovasi. Agar masyarakat
mendukung inovasi pendidikan, para inovator hendaknya mempertimbangkan
saran-saran berikut :
a.
Usahakan segenap saluran
komunikasi terbuka.
b.
Gunakan saluran komunikasi
melalui siswa dan staf
c.
Jangan menuntut perubahan baru,
tanpa didukung oleh bukti.
d.
Bantulah masyarakat untuk
mengerti, bahkan inovasi pendidikan proses yang lambat
e.
Siapkah masyarakat dalam
menghadapi kemungkinan kegagalan.
f.
Manfaatkan dana-dana secara
jujur dan laporkan pembiayaan inovasi kepada masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Profil
Sekolah
SMP
N 4 Seluma yang bertempat didaerah
Seluma Bengkulu. Visi dari SMP N 4 Seluma adalah “Unggul dalam prestasi
berdasarkan iman dan taqwa serta memiliki keterampilan hidup yang dilandasi
budi pekerti luhur”, dengan indikator:
1. Unggul
dalam pencapaian nilai UAS.
2. Persaingan
ke SMP.
3. Unggul
dalam lomba mata pelajaran.
4. Unggul
dalam kesenian.
5. Unggul
dalam lomba olahraga.
Untuk
mencapai Visi tersebut SMP N 4 Seluma
mempunyai Misi sebagai berikut:
1. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif, efisien dan kondusif sesuai
ketentuan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
2. Mengembangkan
dan melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan melalui pembelajaran.
3. Melaksanakan
pengembangan moral keagamaan yang berkualitas yang dilandasi iman dan taqwa.
4. Meningkatkan
prestasi dalam bidang ekstrakulikuler sesuai potensi yang dimiliki.
5. Meningkatkan
kerjasama antar warga sekolah dengan masyarakat dalam mendukung pengembangan
fasilitas pembelajaran.
6. Pengadaan
sarana dan prasarana belajar.
Program unggulan SMP N 4 Seluma adalah dalam bidang IPA dan
ekstrakulikuler
Kurikulum SMP N 4 Seluma adalah KTSP (Kurikulum Satuan
Tingkat Pendidikan), SMP N 4 Seluma memiliki luas
sekolah 2342
m2, dengan pemanfaatan lahan sebesar ±2000 m2. Dengan
status kepemilikan lahan adalah milik pemerintah. SMP N 4 Seluma mempunyai bangunan bertingkat 2
lantai, dengan model desain modern kontemporer.
SMP
N 4 Seluma memiliki 14 orang guru dan 1 orang staf tata usaha. Serta jumlah peserta didik sebanyak 320 orang terdiri dari 16 rombongan belajar
(rombel)
B.
Sarana
dan Prasarana Sekolah
No
|
Ruangan
|
Jml
|
Ukuran
|
Luas
|
1
|
Ruang Belajar
|
12
|
7 m x 8 m
|
896m2
|
2
|
Ruang Guru
|
1
|
7 m x 8 m
|
56m2
|
3
|
Ruang Kepala
Sekolah
|
1
|
4 m x 7 m
|
28m2
|
4
|
Ruang Tata Usaha
|
1
|
4 m x 7 m
|
28m2
|
5
|
Ruang Perpustakaan
|
1
|
7 m x 8 m
|
56m2
|
6
|
Ruang Mushola
|
1
|
4 m x 7 m
|
28m2
|
7
|
Ruang UKS
|
1
|
4 m x 7 m
|
28m2
|
8
|
Ruang Kantin
|
2
|
2 m x 4 m
|
8m2
|
9
|
Gudang
|
1
|
2 m x 3 m
|
6m2
|
11
|
Toilet Guru
|
1
|
2 m x 2 m
|
4m2
|
10
|
Toilet Siswa
|
2
|
1 m x 2 m
|
14m2
|
SMP N 4 Seluma memiliki prasarana sebagai
berikut:
1)
Ruang
Kelas
Dengan sarana yang ada di ruang
kelas:
a.
Perabot
- Kursi
siswa
- Meja
siswa
- Kursi
guru
- Meja
guru
- Lemari
- Rak
buku
b.
Media
Pendidikan
- Papan
tulis
c.
Perlengkapan
lain
- Tempat
sampah
- Tempat
cuci tangan
- Jam
dinding
2)
Ruang
Perpustakaan
Dengan sarana yang ada di ruang
perpustakaan:
a.
Perabot
- Rak
buku tinggi
- Rak
buku panjang
- Rak
majalah
- Meja
baca
- Kursi
baca
- Meja
kerja
- Kursi
kerja
- Lemari
b.
Media
pendidikan
- Globe
c.
Buku
- Buku teks pelajaran
- Buku pengayaan
- Buku referensi
- Buku bacaan
c. Perlengkapan
lain
- Buku inventaris
- Jam dinding
- Tempat sampah
3)
Laboratorium
Dengan sarana yang ada di
laboratorium
a.
Perabot
- Lemari
- Bupet
dinding
b.
Peralatan
pendidikan
- Mikroskop
- Per
gerhana
- Torso
organ tubuh
- Torso
sapi
- Torso
kambing
- Torso
ayam
- Torso
katak
- Torso
ikan
- Torso
telinga
- Torso
kulit
- Torso
mata
- Torso
pencernaan
- Alat
peraga IPBA
- KIT
IPA
4)
Ruang
Kepala Sekolah
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.
Perabot
- Kursi
peimpinan
- Meja
pimpinan
- Kursi
dan meja tamu
- Lemari
- Papan
statistik
b.
Perlengkapan
lain
- Simbol
kenegaraan (burung garuda, pigura presiden, wk.presiden)
- Tempat
sampah
- Komputer
- Filing
Kabinet
- Brankas
- Jam
dinding
5)
Ruang
Guru
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.
Perabot
- Loker
- Meja
bunder
- Meja
guru
- Lemari
buku panjang
- Kursi
b.
Perlengkapan
lain
- TV
- Radio
Tape
- Salon
(BOX) speaker
- Organ/elektone
- Jam
dinding
- Tempat
sampah
6)
Ruang
Tata Usaha
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.
Perabot
- Loker
- Meja
kerja
- Lemari
- Kursi
kerja
- Meja
dan kursi tamu
- Lemari/rak
piala
b.
Perlengkapan
lain
- TV
- Komputer
7)
Ruang
UKS
Dengan
sarana yang ada di dalamnya:
a.
Perabot
- Lemari
obat
- Tempat
tidur pasien
b.
Perlengkapan
lain
- Timbangan
- Pengukur
badan
8)
Jamban/Kamar
Mandi
9)
Tempat
Bermain/Berolahraga/Lapangan Upacara
C.
Inovasi
Sarana Prasarana
Inovasi sarana prasarana di SMP N 4 Seluma Bengkulu yaitu,
- Komputer
SMP N 4
Seluma tahun ini memiliki inovasi media pembelajaran yaitu pengadaan
komputer sebagai media pembelajaran..
Namun
papan komputer tersebut belum
digunakan secara efektif, karena guru-guru di SMP N 4 Seluma banyak yang belum bisa
menggunakannya.
- Jemputan
sekolah
Jemputan sekolah di SMP N 4 Seluma bekerja sama dengan pihak luar.
Sekolah memfasilitasi jemputan sekolah dikarenakan siswa-siswa SMP N 4 Seluma banyak yang tinggal jauh dari sekolah.
D.
Analisa
Dan Strategi
Analisa kebutuhan sarana dan prasarana
di SMP N 4 Seluma dilakukan untuk
menghindari sarana dan prasarana yang tidak terpakai ada di sekolah. Sarana dan
prasarana yang tidak terpakai merupakan suatu kerugian bagi sekolah sehingga
harus dihindari. Analisa kebutuhan bisa disesuaikan dengan keuangan juga dengan
kemamuan dari personel sekolah.
Strategi yang dapat diterapkan dalam
mengimplementasikan sarana dan prasarana tepat guna di SMP N 4 Seluma, yaitu:
a. Melakukan
analisis mengenai kebutuhan akan sarana dan prasarana sehingga tidak terjadi
pemborosan sarana dan tidak ada sarana yang tidak terpakai.
b. Melakukan
penyesuaian kebutuhan dengan sarana dan prasarana
c. Memaksimalkan
penggunaan sarana dan prasarana
d. Melakukan
pelatihan ketika ada sarana dan prasarana baru sehingga dapat digunakan secara
cepat dan tepat.
e. Melakukan
penghapusan ketika ada barang yang sudah tidak terpakai.
BAB IV
ANALISA POTENSI DALAM
INOVASI SARANA DAN PRASARANA
Nama Sekolah : SMP N 4 Seluma
Bengkulu
Penyusun : Aidit, S.Pd
Npm : A2KO11211
1.
Analisa
Potensi
Kondisi Saat Ini
|
Kondisi Yang Diharapkan
|
|||
Analisa Internal
|
Analisa Eksternal
|
|||
Kekuatan
|
Kelemahan
|
Peluang
|
Ancaman
|
|
·
Ruangan sudah sesuai
dengan rombel yang tersedia yaitu 12 rombel dengan 12 ruangan sehingga
tidak ada pembagian waktu.
·
Pembagian ruang kelas
sesuai dengan tingkatan kelas, yaitu kelas 1-3 di lantai 1 dan kelas 3-4 di
lantai 2.
·
Sekolah telah
memiliki 2 unit computer yang digunakan untuk tata usaha dan perpustakaan.
·
Sekolah telah
memiliki peralatan ekstrakurikuler berupa angklung, drumband, dan karawitan.
·
Para guru telah
memiliki alat-alat peraga murah berupa manic-manik untuk menghitung untuk
pelajaran matematika.
·
Sekolah sudah
mempunyai papan komputer
|
·
Masih ada beberapa
bangunan/ruang yang sedang direnovasi sehingga tidak terpakai secara maksimal
sehingga tidak tepat guna.
·
Diruang kelas belum
terdapat media pembelajaran yang merupakan hasil belajar siswa
·
Lapangan kadang
dipakai sebagai lahan parkir untuk kendaraan antar jemput sehingga
menyulitkan siswa yang akan berolahraga.
·
Komputer yang
dimiliki sekolah kurang dapat digunakan secara maksimal contohnya belum
adanya data base sekolah secara komputerisasi.
·
Peralatan kesenian
yang dimiliki disimpan diruang khusus teapi tidak ditata dengan baik sehingga
terlihat seperti barang tidak dipakai.
·
Sekolah belum mampu
menggunakan komputer
secara maksimal.
|
·
Sudah mendapat
kepercayaan dari pemerintah terbukti dengan didatangkannya beberapa alat-alat
peraga dari pemerintah.
·
Bekerja sama dengan
orang tuasiswa
·
Sekolah berada di
lokasi yang aman dari limbah.
·
Sekolah mendapatkan
bantuan dari pemerintah berupa komputer
|
·
Banyaknya sekolah
yang sudah memiliki sarpras yang lebih baik sehingga dapat menarik minat
siswa di sekolah tersebut untuk pindah atau ketinggalan dari sekolah lain
dalam hal sarpras.
·
Terlalu berdekatan
dengan SMP mengambil lahan sekolah, mengganggu kelancaran pembelajaran.
|
Sekolah dapat
memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada sehingga proses belajar mengajar
menjadi efektif dan efisien.
|
Penguatan Kelembagaan
Komponen Pendukung
|
Level 1
Dimana Lembaga Sekarang
|
Level 2
Level Menengah
|
Level 3
Tinggi
|
Visi dan Misi
|
Dalam misi
sekolah telah mencantumkan pengadaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran.
|
Dalam misi
diharapkan mencantumkan pengadaan sarana dan prasarana bukan hanya dalam
pembelajaran tetapi juga dalam mendukung manajemen sekolah secara
keseluruhan.
|
Sekolah dapat
merealisasikan semua yang tertuang dalam visi dan misis sekolah secara
maksimal.
|
Sarana dan
Prasarana
|
Dalam hal sarana
prasarana sekolah masih berada dalam tahap berkembang, sekolah sudah memiliki
banyak fasilitas yang mendukug seperti computer, papan tulis elektronik,
berbagai alat peraga, tetapi masih belum dapat berjalan secara optimal.
|
Semua sarana
danprasarana yang ada disekolah dapat dioptimalkan dalam penggunaan, semua
guru membuata alat peraga murah untuk menunjang KBM, sudah ada penambahan
computer.
|
Sekolah telah
berjalan maju dnegan menggunakan semua sarana dan prasarana dengan tepat
guna, sudah banyak karya siswa yag ditempel di dinding semua kelas, adanya
pojok-pojok karya siswa disetiap sudut kelas, adanya kelas computer dan
jaringan internet di sekolah.
|
Action Plan
Program
|
Kegiatan
|
Indicator Ketercapaian
|
Penanggung Jawab
|
Waktu
|
Keterangan
|
|
Mulai
|
Selesai
|
|||||
Pengadaan komputer
|
Membuat proposal
pengajuan ke dinas untuk pengadaan computer
|
Adanya kiriman
computer minimal sebanyak 10 unit
|
Sekolah
|
|||
Pelatihan pembuatan Alat Peraga Murah
|
Pelatihan yang
dikhususkan untuk guru-guru dalam membuat alat-alat peraga murah untuk menunjang
KBM
|
Banyaknya
APMyang dihasilkan dan digunakan di kelas
|
Sekolah
|
|||
Pelatihan pengoperasian komputer
|
Pelatihan yang
dikhususkan untuk guru-guru dalam mengoperasikan komputer dalam menunjang KBM
|
Guru-guru mampu
mengoperasikan Komputer
|
Sekolah
|
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana prasarana merupakan penunjang
pembelajaran dan merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Sekolah
yang memiliki sarana prasarana dan fasilitas yang mewah dianggap modern dan
unggul tetapi jika dalam penggunaannya fasilitas tidak tepat guna, ini akan
merugikan lembaga pendidikan tersebut. Untuk menghindari fasilitas yang ada
tetapi tidak terpakai perlu dilakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana
yang disesuaikan dengan keuangan dan kemampuan personil tenaga kependidikan.
Inovasi dalam sarana dan prasarana akan berjalan bila ditunjang dengan
lengkapnya fasilitas dan dukungan dari warga sekolah dan masyarakat.
B. Saran
Dalam menunjang proses pembelajaran
tidak selalu dibutuhkan fasilitas yang mewah melainkan yang tepat guna. Untuk
menghindari sarana dan prasarana yang tersedia tetapi tidak terpakai maka perlu
dilakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan
keuangan dan kemampuan personil tenaga kependidikan lembaga tersebut.
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur kami haturkan ke
Hadirat Allah SWT, yang telah telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita
semua sehingga penulis mampu menyelasaikan penulisan makalah ini. Tidak lupa
selawat beriring salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan
alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan
keselamatan. Makalah berjudul ” Analisis Inovasi
Pendidikan Dalam Bidang sarana Prasarana Pada SMP N 4 Seluma” ini merupakan salah satu kelompok mata Kuliah teknologi Pendidikan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
masih banyak kesalahan, walaupun penulis sudah berusaha secara maksimal untuk
menghasilkan yang terbaik. Oleh karena itu sangat penulis harapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dari penulisan laporan Buku
ini.
Akhirnya semoga Rahmat dan Ridlo-Nya selalu
dicurahkan kepada kita semua sehingga kita dapat menjadi hamba terbaik di
sisi-Nya.
|
DAFTAR PUSTAKA
Azhari Ahmad.2001. Supervisi
Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Rian Putra
Dewey,John.1964. Democracy And
Education. New York: The Mc Millan Company.
Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam Depag.RI.2003. Standar Penilaian Di Kelas. Jakarta: Dirjen
Baga Islam Depag.RI.
Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan
Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ibrahim, 1988. Difusi dan
Inovasi Pendidikan. Bengkulu : Remaja Rosdakarya
Imran, Ali. 1996. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta:
Pustaka Jaya
According to Stanford Medical, It's indeed the SINGLE reason women in this country live 10 years longer and weigh 19 KG less than we do.
ReplyDelete(And really, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING around "how" they are eating.)
P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...
TAP on this link to find out if this easy quiz can help you release your true weight loss possibility