Saturday 25 June 2016

Makalah Upaya dalam Mencapai Inovasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang membantu manusia berkembang sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang mereka anut. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan salah satu pilar dari tujuan pokok bangsa Indonesia sesuai dengan yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 alenia IV. Berkenaan dengannya, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia. Namun kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia belum mencapai nilai yang optimal dan masih terus berkembang menuju kearah perbaikan , karena sampai saat sekarang ini masih banyak masalah – masalah yang timbul yang menghambat berkembangnya pendidikan. Masalah tersebut antara lain kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, dsb. Namun hambatan – hambatan tersebut telah diupayakan oleh pemerintah untuk dipecahkan dengan berbagai programnya. Inovasi pendidikan dibentuk sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, hal ini dilakukan agar pendidikan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan realita diatas, penulis bermaksud menyusun makalah guna menjabarkan proses inovasi dan hal yang berkaitan dengan inovasi yang ada di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep inovasi pendidikan?
2.      Apa Tujuan Inovasi
3.      Apa saja masalah – masalah yang mendorong diadakan inovasi pendidikan?
4.      Apa karakteristik inovasi pendidikan?
5.      Apa Faktor Yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui konsep inovasi pendidikan
2.      Untuk mengetahui Tujuan Inovasi
3.      Mengetahui karakteristik inovasi pendidikan
4.      Mengetahui  Faktor – faktor Yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Inovasi dan Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).
Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah : Managerial, Teknologi, Kurikulum
Ada beberapa pendapat mengenai inovasi pendidikan :
1.           Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
2.           Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.


Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.

B.     Tujuan Inovasi Pendidikan
       Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas; sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
       Apabila dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
1.                    Mengejar ketertinggalan-ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2.                    Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).
       Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan masalahnya sendiri.
       Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi di Indonesia, yaitu :
1.      Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
2.      Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (long education).
3.      Berkembangnya tekhnologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan di atas lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang baik dari luar maupun dari dalam system pendidikan itu sendiri, yaitu di antaranya :
1.      Sumber-Sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
2.      Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.
3.      Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.

C.    Karakteristik Inovasi Pendidikan
Karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah
1.      Keuntungan Relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai komponen yang sangat penting
2.      Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan niai dan norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secara cepat seperti nilai yang sesuai dengan nilaidan norma.
3.      Kompleksitas,yaitu tingkat keuskaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4.      Trialabilitas,ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu.
5.      Dapat Diamati, ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan lebih cepat diterima.
Menurut Zaltman, Duncan dan Holbek bahwa cepat lambanya penerimaan inovasi karena pengaruh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat berupa kombinasi dari berbagai macam atribut. Atribut tersebut antara lain:
1.      Pembiayaan
2.      Balik Modal
3.      Efisiensi
4.      Resiko dari ketidakpastian
5.      Mudah dikomunikasikan
6.      Kompatibilitas
7.      Kompleksitas
8.      Status ilmiah, dsb

D.    Sebab-Sebab Inovasi Pendidikan
Agar kita dapat memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim (1988: 162) yaitu: a. kegiatan belajar-mengajar, b. faktor internal dan eksternal, c. sistem pendidikan (pengelolaan dan pengwasan).
1.      Faktor kegiatan belajar-mengajar.
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar-mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru dipandang memliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar-mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah dirumuskan.
2.      Faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksana sistem pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan beban pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai penunjang secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapakan sekolah, maupun sebagai penunjang pengadaan dana (sumbangan BP3 atau SPP).
Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan faktor internal dan juga eksternal, seperti : guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli diluar organisasi sekolah tetapi ikut terlibat dalam kegiatan sekolah seperti : para pengawas, inspektur, penilik sekolah, konsultan, dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas sekolah. Demikian pula para penatar guru, staf pengembangan dan penelitian pendidikan, para guru besar, dosen, dan organisasi persatuan guru, juga merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan sistem pendidikan atau inovasi pendidikan.
3.      Sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Di Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional. Guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tidak dapat bebas menurut kemauannya, tetapi harus mengikuti aturan yang berlaku, mulai dari cara berpakaian, kegiatan waktu beristirahat, sampai pada kegiatan belajar di kelas. Tentu saja semua aturan yang dibuat itu merupakan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula di negara lain termasuk di Amerika Serikat yang banyak memberikan kebebasan pada individu tetap ada aturan yang harus ditaati oleh guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas atau di sekolah.
Selanjutnya Ibrahim (1988 : 171) mengungkapkan, bahwa faktor yang dominan pada suatu sekolah ialah guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap proses inovasi pendidikan. Sekolah berada pada suatu lingkungan sistem sosial atau merupakan bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu perubahan yang terjadi pada suatu sekolah akan mempengaruhi dan mungkin juga dipengaruhi oleh lingkungannya.
Sedangkan menurut Miles, inovasi disekolah baru berhasil apabila melibatkan guru-guru, staf, siswa, dan masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam inovasi. Agar masyarakat mendukung inovasi pendidikan, para inovator hendaknya mempertimbangkan saran-saran berikut :
a.       Usahakan segenap saluran komunikasi terbuka.
b.      Gunakan saluran komunikasi melalui siswa dan staf
c.       Jangan menuntut perubahan baru, tanpa didukung oleh bukti.
d.      Bantulah masyarakat untuk mengerti, bahkan inovasi pendidikan proses yang lambat
e.       Siapkah masyarakat dalam menghadapi kemungkinan kegagalan.
f.       Manfaatkan dana-dana secara jujur dan laporkan pembiayaan inovasi kepada masyarakat.



E.     Beberapa Upaya dalam Mencapai Inovasi Pendidikan
1.      Sistem PAMONG
                  Perkataan PAMONG sendiri adalah singkatan dari PEndidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru dan telah dipergunakan sejak kegiatan pencarian alternative atau pelngkap bagi pendidikan dasar pada umumnya, proyek ini berawal dari proyek kerjasama antara BP3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan SEAMO Regional “Innotech Centre” (Innovation and Educational Technology) pada tahun 1974-1979. Lokasi proyek ini terletak di Solo, Jawa Tengah. Pada dasarnya system ini mengetengahkan peranan baru bagi guru dari pengajaran di muka kelas menjadi pengelola kegiatan belajar. Sebagai pengelola ia harus dapat meningkatkan kemampuannya,sehingga tidak lagi terbatas pada jumlah 40 orang murid yang di hadapi seperti lazimnya, tetapi diharapkan mampu mengelola antara 80-100 orang. Murid-murid belajar sendiri ddengan menggunakan modul yaitu suatu satuan pengajaran yang tercetak, dimana pelajaran telah tersusun dan terprogram sedemikian rupa meliputi tujuan pengajarn, informasi bahan, latihan dan riset, serta kegiatan praktikum, tes dan umpah balik, serta ujian. Sehingga modul itu “ dapat mengajar sendiri” Dengan demikian guru dapat mengalihkan kegiatan mengajar menjadi supervise dan memberikan konsultasi kepada murid-murid
                              Salah satu prinsip system SD PAMONG adalah bawhwa belajar dapat berlangsung diberbagai tempat, artinya system SD PAMONG berusaha untuk mengubah pandangan bahwa belajar hanya dapat terjadi di dalam gedung sekolah dan bahwa jika anak putus sekolah juga berarti putus belajar. Dengan demikian system SD PAMONG di samping merupakan usaha serta kegiatan lain untuk meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, juga berusaha menciptakan wadah dan kesempatan bagi anak yang karena satu dan lain hal; terpaksa tidak dapat belajar di sekolah biasa

2.      Kuliah Kerja Nyata (KKN)
                        Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja terdidik untuk pembangunan di 58.000 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Rencana tersebut dimulai tahun 1971 atau 1972 oleh 3 universitas yang merintis melaksanakan proyek tersebut. Mnurut rencana tahun 1975 atau 1976 sebanyak 28 Lembaga Pendidikan Tinggi sudah bergiat dengan KKN dan selanjutnya seluruh mahasiswa di tingkat terakhir kurang lebih sebanyak 23.000 orang setahunnya akan terlibat kegiatan KKN. Jelas bahwa KKN akan menyediakan tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung secara praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan dan bukan sekedar berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.
3.      Program Penerimaan Bakat
                        Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat serta berprestasi tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada pelajar di setiap jenis dan tingkat pendidikan. Adapun persyaratan untuk memperoleh beasiswa ialah mahasiswa yang mempunyai bakat yang menonjol, berprestasi tinggi tedtpi ekonominya lemah. Penilaian didasarkan atas prinsip kesempatan yang sama dan dilaksanakan secara sktoral. Selain beasiswa, program ini juga memberikan bantuan dalam bentuk buku-buku dan sebagainya. Kini di Indonesia telah terdapat berbagai badan yang memberikan beasiswa kepada siswa-siswa, seperti Supe Semar yang dalam REpelita selanjutnya memberikan bantuan khusus kepada anak yang berbakat istimewa.
4.      Proyek Pendidikan Guru
Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru, tidak hanya meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap masyarakat dan pendidikan profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian. Tujuan proyek ini ialah dimilikinya lembaga pendidikan guru untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service maupun pre-service yang terkoordinsasi dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek tersebut direncanakan akan mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya. Oleh karena itu, proyek akan menyusun suatu rencana kemudian mengujinya, jika diperlukan akan diadakan perubahan penyempurnaan terhadap disain tersebut sehingga guru-guru mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan kurikulum yang baru. Selain itu proyek ini akan menggunakan pendekatan dan metode pendidikan guru secara konsisten sesuai dengan sekolah-sekolah yang bersangkutan.
5.      Model Pembaharuan pada Sekolah Menengah Umum
Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah Umum yang semula adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus. Namun, kemudian tim konsultan ditugaskan untuk menangani kegiatan ini bersama-sama dengan staf Dikmenum dan semua menyetujui bahwa konsep sekolah model yang lama tidak efektif dalam melaksanakan pengembangan sekolah. Konsep baru bagi model “pengembangan sekolah” telah didiskusikan oleh para konsultan Internasional, konsultan Nasional dan staf Dikmenum. Konsep “model” yang tradisional bergantung kepada gambaran sekolah yang sangat baik dan memperoleh tambahan input (uang, pelatihan, fasilitas dan sumber pembelajaran) menciptakan adanya model yang bagus yang akan ditiru oleh sekolah lain. Masalah yang terlihat jelas untuk pendekatan ini adalah bahwa sekolah biasa akan sulit untuk diubah menjadi sekolah yang bagus apalagi menjadi sekolah model. Masalah kedua adalah apabila input yang sama tidak diterapkan pada sekolah biasa, peniruan model tidak akan difasilitasi
Sebagai alternatif, mereka yang terlibat dalam sekolah model memilih untuk merencanakan langkah yang berbeda dalam pembuatan konsep pengembangan sekolah “model”. Kunjungan ke beberapa sekolah di wilayah yang berbeda oleh para konsultan membawa hasil akan kayanya informasi mengenai prakarsa Sekolah Menengah Umum yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah setempat. Usaha inovatif ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk meningkatkan mutu sekolah basisnya ada pada tingkat sekolah. Dari sini jelas sekali terlihat oleh para konsultan, bahwa sekolah yang mengalami peningkatan dan pengembangan adalah yang dapat mewakili model pengembangan sekolah. Fokusnya adalah pada “proses” yang dialami oleh sekolah ketika mutu pendidikan meningkat. Apa yang terjadi di dalam sekolah yang membuat adanya pergeseran menuju kepada sekolah yang lebih efektif ? Dari sudut pandang ini konsep “model” pengembangan sekolah muncul. Perhatian kami ditujukan pada identifikasi apa yang terjadi di sekolah yang mengalami peningkatan atau perkembangan.
Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah sudah mencapai tingkat-tingkat komunikasi terbuka yang optimal dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat menjadi mandiri. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah berfungsi sebagai koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda. Masalah utama adalah arah pengembangan sekolah dan identifikasi sumber keuangan untuk membantu pengembangan sekolah yang dapat berjalan terus menerus dalam kegiatan kepala sekolah. Dalam sistem pendidikan di mana kepala sekolah secara periodik diganti, pendekatan ini membuat pengembangan sekolah dapat tetap dilanjutkan meskipun kepala sekolah yang baru, baru diperkenalkan dengan sekolahnya
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap semua yang terlibat dalam proses pengembangan kondisi untuk pembaharuan di sekolah. Ketika Sekolah Menengah Umum berjalan menuju peningkatan mutu berbasis sekolah) hal ini menunjukkan kepada sekolah bahwa proses pengembangan akan tercapai.

6.      Sistem KBK dalam Perkuliahan
Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain instruksional, penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya mengembangkan semua potensi mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sanggup bersaing di era globalisasi. Salah satu model yang berkembang melalui problem based learning (PBL), bersifat dinamis berbasis pemecahan masalah, interaktif dan kemajuan belajar yang didasarkan pada penguasaan kompetensi serta produktif Sebagai dasar acuannya. Untuk itu, hendaknya dosen pertama, memfasilitasi sumber belajar baik berupa buku rujukan, hand-out kuliah, journal, bahan kuliah yang berasal dari hasil penelitian dan waktu yang memadai kepada peserta belajar. Kedua, memotivasi mahasiswa dengan memberi perhatian cukup kepada mahasiswa. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita jalankan. Ketiga, memberi tutorial yakni pada tataran menunjukkan jalan/cara/ metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Keempat, memberi umpan balik sebagai bentuk monitoring dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerjanya agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuanny





BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan secara sengaja dan berencana Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektifitas, sarana serta jumlah peserta didik . Kendala pelaksanaan inovasi di Indonesia antara lain kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, dsb.
Karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi.

B.     Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca inovasi pendidikan di Indonesia. . Dan demi penyempurnaan makalah, penulis membuka kritik yang konstruktif dari membaca







No comments:

Post a Comment