BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang membantu manusia berkembang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang mereka anut. Pendidikan di
Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan salah
satu pilar dari tujuan pokok bangsa Indonesia sesuai dengan yang tercantum pada
pembukaan UUD 1945 alenia IV. Berkenaan dengannya, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia. Namun kualitas dan
kuantitas pendidikan di Indonesia
belum mencapai nilai yang optimal dan masih terus berkembang menuju kearah
perbaikan , karena sampai saat sekarang ini masih banyak masalah – masalah yang
timbul yang menghambat berkembangnya pendidikan. Masalah tersebut antara lain
kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi
penduduk yang cukup pesat, dsb. Namun hambatan – hambatan tersebut telah
diupayakan oleh pemerintah untuk dipecahkan dengan berbagai programnya. Inovasi
pendidikan dibentuk sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan
zaman, hal ini dilakukan agar pendidikan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan realita diatas, penulis bermaksud menyusun makalah guna menjabarkan proses inovasi dan hal yang berkaitan dengan inovasi yang ada di Indonesia.
Berdasarkan realita diatas, penulis bermaksud menyusun makalah guna menjabarkan proses inovasi dan hal yang berkaitan dengan inovasi yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep inovasi
pendidikan?
2.
Apa Tujuan
Inovasi
3.
Apa saja
masalah – masalah yang mendorong diadakan inovasi pendidikan?
4.
Apa karakteristik inovasi
pendidikan?
5.
Apa Faktor Yang mempengaruhi
Inovasi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui konsep inovasi
pendidikan
2.
Untuk
mengetahui Tujuan Inovasi
3.
Mengetahui karakteristik
inovasi pendidikan
4.
Mengetahui Faktor – faktor Yang mempengaruhi Inovasi
Pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi dan
Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata latin,
innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya inovo yang
artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan yang baru
yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).
Inovasi adalah an idea, practice or
object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut
Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru,
inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :
Managerial, Teknologi, Kurikulum
Ada beberapa pendapat mengenai
inovasi pendidikan :
1.
Ibrahim (1988) mengemukakan
bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil
seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
2.
Demikian pula Ansyar, Nurtain
(1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan atau sesuatu yang baru
dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Menurut Santoso (1974), tujuan utama
inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk
struktur dan prosedur organisasi.
B. Tujuan Inovasi Pendidikan
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas; sarana serta jumlah peserta
didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut
kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya.
Apabila dikaji,
arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
1.
Mengejar ketertinggalan-ketertinggalan
yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama
pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan
tersebut.
2.
Mengusahakan terselenggaranya
pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya
meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).
Di samping itu,
akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini.
Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia
yang aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan masalahnya sendiri.
Tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi
berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan
inovasi di Indonesia, yaitu :
1.
Bertambahnya jumlah penduduk
yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
2.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan
kemampuan terus menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama
sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (long education).
3.
Berkembangnya tekhnologi yang
mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya,
tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian
peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan di atas lebih berat lagi dirasakan
karena berbagai persoalan datang baik dari luar maupun dari dalam system
pendidikan itu sendiri, yaitu di antaranya :
1.
Sumber-Sumber yang makin
terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
2.
Sistem pendidikan yang masih
lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan,
suasana belum menarik dan sebagainya.
3.
Pengelolaan pendidikan yang
belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan,
baik masa kini maupun masa akan datang.
C. Karakteristik Inovasi
Pendidikan
Karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah
1.
Keuntungan Relatif, yaitu
sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan
atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau
mungkin dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting
2.
Kompatibel, yaitu tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari
penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan niai dan norma yang diyakini oleh
penerima tidak akan diterima secara cepat seperti nilai yang sesuai dengan
nilaidan norma.
3.
Kompleksitas,yaitu tingkat
keuskaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4.
Trialabilitas,ialah dapat
dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba
akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba
lebih dulu.
5.
Dapat Diamati, ialah mudah tidaknya
diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan
lebih cepat diterima.
Menurut Zaltman, Duncan dan Holbek bahwa cepat lambanya
penerimaan inovasi karena pengaruh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat berupa
kombinasi dari berbagai macam atribut. Atribut tersebut antara lain:
1.
Pembiayaan
2.
Balik Modal
3.
Efisiensi
4.
Resiko dari ketidakpastian
5.
Mudah dikomunikasikan
6.
Kompatibilitas
7.
Kompleksitas
8.
Status ilmiah, dsb
D. Sebab-Sebab Inovasi
Pendidikan
Agar kita dapat memahami tentang
perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat
kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di
sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim (1988: 162) yaitu: a.
kegiatan belajar-mengajar, b. faktor internal dan eksternal, c. sistem
pendidikan (pengelolaan dan pengwasan).
1.
Faktor kegiatan
belajar-mengajar.
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam
pengelolaan kegiatan belajar-mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga
profesional. Guru dipandang memliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan,
diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar-mengajar agar
dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah
dirumuskan.
2.
Faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi
pelaksana sistem pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya
terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan
tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan beban pertimbangan
dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai
pengaruh dalam proses inovasi ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai
peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai
penunjang secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapakan sekolah, maupun sebagai
penunjang pengadaan dana (sumbangan BP3 atau SPP).
Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan faktor internal dan
juga eksternal, seperti : guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat
secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli diluar organisasi sekolah
tetapi ikut terlibat dalam kegiatan sekolah seperti : para pengawas, inspektur,
penilik sekolah, konsultan, dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan
fasilitas sekolah. Demikian pula para penatar guru, staf pengembangan dan
penelitian pendidikan, para guru besar, dosen, dan organisasi persatuan guru,
juga merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan sistem
pendidikan atau inovasi pendidikan.
3.
Sistem pendidikan (pengelolaan
dan pengawasan).
Dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Di Indonesia oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar tidak dapat bebas menurut kemauannya, tetapi harus mengikuti
aturan yang berlaku, mulai dari cara berpakaian, kegiatan waktu beristirahat,
sampai pada kegiatan belajar di kelas. Tentu saja semua aturan yang dibuat itu
merupakan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula di negara lain termasuk di
Amerika Serikat yang banyak memberikan kebebasan pada individu tetap ada aturan
yang harus ditaati oleh guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar di kelas atau di sekolah.
Selanjutnya Ibrahim (1988 : 171)
mengungkapkan, bahwa faktor yang dominan pada suatu sekolah ialah guru dan
siswa. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor utama yang berpengaruh
terhadap proses inovasi pendidikan. Sekolah berada pada suatu lingkungan sistem
sosial atau merupakan bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu perubahan yang
terjadi pada suatu sekolah akan mempengaruhi dan mungkin juga dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Sedangkan menurut Miles, inovasi
disekolah baru berhasil apabila melibatkan guru-guru, staf, siswa, dan
masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam inovasi. Agar masyarakat
mendukung inovasi pendidikan, para inovator hendaknya mempertimbangkan
saran-saran berikut :
a.
Usahakan segenap saluran
komunikasi terbuka.
b.
Gunakan saluran komunikasi
melalui siswa dan staf
c.
Jangan menuntut perubahan baru,
tanpa didukung oleh bukti.
d.
Bantulah masyarakat untuk
mengerti, bahkan inovasi pendidikan proses yang lambat
e.
Siapkah masyarakat dalam
menghadapi kemungkinan kegagalan.
f.
Manfaatkan dana-dana secara
jujur dan laporkan pembiayaan inovasi kepada masyarakat.
E. Beberapa Upaya dalam
Mencapai Inovasi Pendidikan
1.
Sistem PAMONG
Perkataan
PAMONG sendiri adalah singkatan dari PEndidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua
dan Guru dan telah dipergunakan sejak kegiatan pencarian alternative atau
pelngkap bagi pendidikan dasar pada umumnya, proyek ini berawal dari proyek
kerjasama antara BP3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan SEAMO
Regional “Innotech Centre” (Innovation and Educational Technology) pada tahun
1974-1979. Lokasi proyek ini terletak di Solo, Jawa Tengah. Pada dasarnya
system ini mengetengahkan peranan baru bagi guru dari pengajaran di muka kelas
menjadi pengelola kegiatan belajar. Sebagai pengelola ia harus dapat
meningkatkan kemampuannya,sehingga tidak lagi terbatas pada jumlah 40 orang
murid yang di hadapi seperti lazimnya, tetapi diharapkan mampu mengelola antara
80-100 orang. Murid-murid belajar sendiri ddengan menggunakan modul yaitu suatu
satuan pengajaran yang tercetak, dimana pelajaran telah tersusun dan terprogram
sedemikian rupa meliputi tujuan pengajarn, informasi bahan, latihan dan riset,
serta kegiatan praktikum, tes dan umpah balik, serta ujian. Sehingga modul itu
“ dapat mengajar sendiri” Dengan demikian guru dapat mengalihkan kegiatan
mengajar menjadi supervise dan memberikan konsultasi kepada murid-murid
Salah
satu prinsip system SD PAMONG adalah bawhwa belajar dapat berlangsung
diberbagai tempat, artinya system SD PAMONG berusaha untuk mengubah pandangan
bahwa belajar hanya dapat terjadi di dalam gedung sekolah dan bahwa jika anak
putus sekolah juga berarti putus belajar. Dengan demikian system SD PAMONG di
samping merupakan usaha serta kegiatan lain untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, juga berusaha menciptakan wadah dan
kesempatan bagi anak yang karena satu dan lain hal; terpaksa tidak dapat
belajar di sekolah biasa
2.
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tujuan proyek KKN adalah
melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman praktis tentang kebutuhan dan
masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja terdidik
untuk pembangunan di 58.000 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Rencana tersebut dimulai tahun 1971 atau 1972 oleh 3 universitas
yang merintis melaksanakan proyek tersebut. Mnurut rencana tahun 1975 atau 1976
sebanyak 28 Lembaga Pendidikan Tinggi sudah bergiat dengan KKN dan selanjutnya
seluruh mahasiswa di tingkat terakhir kurang lebih sebanyak 23.000 orang
setahunnya akan terlibat kegiatan KKN. Jelas bahwa KKN akan menyediakan
tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung secara praktis
tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan dan bukan sekedar
berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.
3.
Program Penerimaan Bakat
Proyek
ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat serta
berprestasi tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada pelajar
di setiap jenis dan tingkat pendidikan. Adapun persyaratan untuk memperoleh
beasiswa ialah mahasiswa yang mempunyai bakat yang menonjol, berprestasi tinggi
tedtpi ekonominya lemah. Penilaian didasarkan atas prinsip kesempatan yang sama
dan dilaksanakan secara sktoral. Selain beasiswa, program ini juga memberikan
bantuan dalam bentuk buku-buku dan sebagainya. Kini di Indonesia telah terdapat
berbagai badan yang memberikan beasiswa kepada siswa-siswa, seperti Supe Semar
yang dalam REpelita selanjutnya memberikan bantuan khusus kepada anak yang
berbakat istimewa.
4.
Proyek Pendidikan Guru
Proyek ini sebagai bagian dari suatu
kerangka menyeluruh dari karir guru, tidak hanya meliputi pendidikannya tetapi
juga pengabdiannya terhadap masyarakat dan pendidikan profesionalisme yang
didukung oleh suatu penelitian. Tujuan proyek ini ialah dimilikinya lembaga
pendidikan guru untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service
maupun pre-service yang terkoordinsasi dalam suatu jaringan yang saling
mengisi. Proyek tersebut direncanakan akan mampu mendorong secara mantap
perkembangan pendidikan guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
terutama kurikulumnya. Oleh karena itu, proyek akan menyusun suatu rencana
kemudian mengujinya, jika diperlukan akan diadakan perubahan penyempurnaan
terhadap disain tersebut sehingga guru-guru mampu melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kurikulum yang baru. Selain itu proyek ini akan menggunakan pendekatan
dan metode pendidikan guru secara konsisten sesuai dengan sekolah-sekolah yang
bersangkutan.
5.
Model Pembaharuan pada Sekolah
Menengah Umum
Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model
Sekolah Menengah Umum yang semula adalah untuk menciptakan beberapa sekolah
model untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus. Namun, kemudian tim konsultan
ditugaskan untuk menangani kegiatan ini bersama-sama dengan staf Dikmenum dan
semua menyetujui bahwa konsep sekolah model yang lama tidak efektif dalam
melaksanakan pengembangan sekolah. Konsep baru bagi model “pengembangan
sekolah” telah didiskusikan oleh para konsultan Internasional, konsultan
Nasional dan staf Dikmenum. Konsep “model” yang tradisional bergantung kepada
gambaran sekolah yang sangat baik dan memperoleh tambahan input (uang,
pelatihan, fasilitas dan sumber pembelajaran) menciptakan adanya model yang
bagus yang akan ditiru oleh sekolah lain. Masalah yang terlihat jelas untuk
pendekatan ini adalah bahwa sekolah biasa akan sulit untuk diubah menjadi
sekolah yang bagus apalagi menjadi sekolah model. Masalah kedua adalah apabila
input yang sama tidak diterapkan pada sekolah biasa, peniruan model tidak akan
difasilitasi
Sebagai alternatif, mereka yang terlibat
dalam sekolah model memilih untuk merencanakan langkah yang berbeda dalam
pembuatan konsep pengembangan sekolah “model”. Kunjungan ke beberapa sekolah di
wilayah yang berbeda oleh para konsultan membawa hasil akan kayanya informasi
mengenai prakarsa Sekolah Menengah Umum yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
sekolah setempat. Usaha inovatif ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk
meningkatkan mutu sekolah basisnya ada pada tingkat sekolah. Dari sini jelas
sekali terlihat oleh para konsultan, bahwa sekolah yang mengalami peningkatan
dan pengembangan adalah yang dapat mewakili model pengembangan sekolah.
Fokusnya adalah pada “proses” yang dialami oleh sekolah ketika mutu pendidikan
meningkat. Apa yang terjadi di dalam sekolah yang membuat adanya pergeseran
menuju kepada sekolah yang lebih efektif ? Dari sudut pandang ini konsep
“model” pengembangan sekolah muncul. Perhatian kami ditujukan pada identifikasi
apa yang terjadi di sekolah yang mengalami peningkatan atau perkembangan.
Salah satu keuntungan dari model ini adalah
apabila sekolah sudah mencapai tingkat-tingkat komunikasi terbuka yang optimal
dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat menjadi mandiri. Hal ini
secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah berfungsi sebagai
koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda. Masalah utama adalah arah
pengembangan sekolah dan identifikasi sumber keuangan untuk membantu
pengembangan sekolah yang dapat berjalan terus menerus dalam kegiatan kepala
sekolah. Dalam sistem pendidikan di mana kepala sekolah secara periodik
diganti, pendekatan ini membuat pengembangan sekolah dapat tetap dilanjutkan
meskipun kepala sekolah yang baru, baru diperkenalkan dengan sekolahnya
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh
terhadap semua yang terlibat dalam proses pengembangan kondisi untuk
pembaharuan di sekolah. Ketika Sekolah Menengah Umum berjalan menuju
peningkatan mutu berbasis sekolah) hal ini menunjukkan kepada sekolah bahwa
proses pengembangan akan tercapai.
6.
Sistem KBK dalam Perkuliahan
Tuntutan KBK, bagi dosen mampu
memformulasikan komponen desain instruksional, penguasaan materi dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sarana
pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya mengembangkan semua potensi
mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan kreatifitas dosen dalam mengembangkan
model-model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta
didik yang sanggup bersaing di era globalisasi. Salah satu model yang
berkembang melalui problem based learning (PBL), bersifat dinamis berbasis
pemecahan masalah, interaktif dan kemajuan belajar yang didasarkan pada
penguasaan kompetensi serta produktif Sebagai dasar acuannya. Untuk itu,
hendaknya dosen pertama, memfasilitasi sumber belajar baik berupa buku rujukan,
hand-out kuliah, journal, bahan kuliah yang berasal dari hasil penelitian dan
waktu yang memadai kepada peserta belajar. Kedua, memotivasi mahasiswa dengan
memberi perhatian cukup kepada mahasiswa. Memberi materi yang relevan dengan
tingkat kemampuan mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. Memberi
semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita
jalankan. Ketiga, memberi tutorial yakni pada tataran menunjukkan jalan/cara/
metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Keempat, memberi umpan balik
sebagai bentuk monitoring dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerjanya agar
mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuanny
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah
perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan
secara sengaja dan berencana Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektifitas, sarana serta jumlah peserta
didik . Kendala pelaksanaan inovasi di Indonesia antara lain kemajuan
teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi penduduk yang
cukup pesat, dsb.
Karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
pembaca inovasi pendidikan di Indonesia. . Dan demi penyempurnaan makalah,
penulis membuka kritik yang konstruktif dari membaca
No comments:
Post a Comment