BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kesadaran dan
kemampuan untuk untuk berfikir, berkehendak dan merasa. Dengan fikirannya
manusia mendapatkan ilmu, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dengan
perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana untuk memelihara dan
meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika, sedangkan sarana-sarana untuk
memelihara perilaku dan mutu kesenian, masing-masing disebut etika dan
estetika. Apabila pembicaraan dibatasi pada logika, maka hal itu merupakan
ajaran yang menunjukkan bagaimana manusia berfikir secara tepat dengan
berpedoman pada ide kebenaran.
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan itu timbul karena adanya hasrat
ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu itu timbul karena banyak
sekali aspek-aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia, dan manusia ingin
mengetahuan kebenaran dari kegelapan tersebut. Setelah manusia memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu, maka kepuasannya tadi disusul lagi oleh suatu
kecenderungan untuk lebih tahu lagi.
Ilmu mengungkapkan realitas sebagaimana
adanya. Hasil- hasil kegiatan keilmuan memberikan alternative untuk membuat
keputusan politik dengan mengacu pada pertimgangan etika dan moral Sedangkan etika dari
segi etimologi (ilmu asal usul kata), berasal dari bahasa yunani, ethos
yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).Bertolak dari kata tersebut,
akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan
kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan pada umumnya. Lebih lanjut etika telah menjadi sebuah
studi. Fagothey (1953) mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak
manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan tentang yang benar
dan yang salah dalam tindak perbuatannya.Dilihat dari segi objek pembahasannya,
etika berupaya membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia, apabila dilihat
dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan
filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak,
absolute dan tidak pula bersifatuniversal.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Pendidikan?
2. Bagaimana Eksistensi Ilmu Pendidikan?
C. Tujuan
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami
Bagaimana Perkembangan Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami
Bagaimana Eksistensi Ilmu Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pendidikan
Ilmu pengetahuan sering disebut sebagi
ilmu. Pengetahuan dari akat” tahu” yang berarti mengerti sesudah melihat,
menyaksikan dan mengalami. Pengetahuan merupakan kumpulan dari banyak hal yang
kita ketahui melalui panca indera. Jika kumpulan dari pengetahuan disusun
secara sistematis, berdasarkan logika dan menggunakan metode tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga disebut sebagai ilmu.
Pengetahuan yang merupakan suatu ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Mempunyai obyek atau lapangan
pembahasan yang jelas sehingga dapat dipisahkan dengan obyek ilmu lain. Obyek
ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu obyek material dan obyek formal.
Obyek material yaitu obyek yang dilihat dari wujud bendanya. Sedangkan obyek
formal adalah obyek yang dilihat dari apa yang dibahas dalam ilmu itu sendiri.
2.
Memiliki metode tertentu yang
adapat digunakan untuk mempelajari ilmu itu sendiri.
3.
Bersifat sistematis, artinya
pengetahuan tersebut disusun secara runtut, sehingga mudah dipelajari
4.
Mempunyai kegunaan atau fungsi
artinya ilmu tersebut ada gunanya bagi kehidupan manusia pada umumnya.
Sejak abad ke-19 pendidikan telah diakui
eksistensinya sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, berarti telah
memiliki ciri-ciri ilmu pengetahuan seperti halnya yang dimilki oleh ilmu-ilmu
lain. Adapun cirri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Obyek ilmu pendidikan
Obyyek material ilmu pendidikan adalah manusia.
Sedangkan obyek formalnya (sudut pandnganya) adalah kegiatan menusia dalam
emmbimbing perkemabnag kepribadian dan kemampuan mnusia lain ke arah tujuan
yang diharapkan. Dari sudut pandang ini akan tampak masalah-masalah yang perlu
dibahas. Antara lain yaitu: Apa pendidikan itu?; mengapa manusia perlu
dididik?; Siapa yang berkewajiban mendidik manusia?; Dimana sebaiknya
pendidikan itu dilaksanakan?; Bagaiman cara yang baik untuk mendidik manusia?;
Apa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan?; dan sebagainya.
- Metode mempelajari ilmu pendidikan
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mempelajaari ilmu
pendidikan. Antara lain yaitu dengan observasi, diskusi, ceramah, eksperimen,
deduktif, induktif dan sebagainya. Jadi semua metode yang digunakan untuk
mendidik atau yang digunakan untuk mempelajari ilmu pendidikan.
- Sistematika ilmu pendidikan
Sistematika berasal dari kata sistem yang berarti suatu
kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berhubungan
dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sebagi ilmu pengetahuan mempunyai
beberapa unsur atau komponen yang telah disusun secara, sistematis (secara
runtut) adan logis (menggunakan penalaran yang dapat , diterima akal sehat).
- Fungsi ilmu pendidikan
Untuk mengetahui fungsi ilmu pendidikan fungsi ilmu
pendidikan dapat ditinjau dari tugas dan gunanya atau manfaatnya. Fungsi ilmu
pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik alat kontrol bagi
para pendidik, pembentuk pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai
penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri.
Dengan diakuinya ilmu pendidikan sebagai
ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri akhirnya mendorong tumbuhnya
cabang-cabang ilmu pendidikan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun,
ilmu-ilmu ini masih berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Misalnya :
- Ilmu pendidikan nasional
Ilmu pendidikan ini membahas pendidikan yang cocok bagi
suatu bangsa (nation). Misalnya bangsa Indonesia : “Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.(Pasal 1 ayat 2 UURI No. 2 Th
1989).
- Ilmu pendidikan sosial
Membahas tentang usaha-usaha pendidikan yang dilakukan
oleh masyarakat yang berada di luar pendidikan formal.
- Ilmu pendidikan Perbandingan, membahas dan membandingkan sistem pendidikan dari berbagai negara.
- Ilmu pendidikan historis, membahas tentang sejarah pendidikan.
- Ilmu pendidikan sistematis, membahas teori-teori yang digunakan sebagi landasan melaksanakan pendidikan.
- Ilmu pendidikan praktis, membahas tentang bagaimana praktek pendidikan yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Eksistensi Ilmu Pendidikan
Yang dimaksud dengan eksistensi adalah
keberadaan ilmu pendidikan itu sendiri di antara ilmu-ilmu lain. Untuk
mengetahui keberadaan ilmu pendidikan diantara ilmu-ilmu lain, kita perlu
mengetahui klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Drs. Th. Sajid menggolongkan ilmu
pengetahuan menjadi tiga yaitu berdasarkan obyeknya, berdasarkan metode kerja
penelitiannya dan ditinjau dari segi penelitiannya dan ditinjau dari segi
kepraktisannya:
- Berdasarkan obyeknya, ilmu pengetahuan digolongkan menjadi dua yaitu Ilmu Pengetahuan Rokhaniah dan Ilmu Pengetahaun Alamiah.
- Berdasarkan metode kerja penelitiannya, ilmu pengetahaun dibedakan menjadi dua yaitu Ilmu pengetahuan normatif bersifat deduktif dan ilmu pengetahaun empiris yang bersifat induktif.
- Ditinjau dari kepraktisannya, ilmu
pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu Ilmu Pengetahaun Praktis dan Ilmu
Pengetahuan Teoritis.
Berdasarkan klasifikasi ilmu pengetahuan di atas dapat ditentukan keberadaan atau kedudukan ilmu pendidikan di antara ilmu-ilmu yang ada yaitu :
a.
Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan empiris, karena obyeknya situasi pendidikan yang terdapat pada
dunia pengalaman. Jadi ilmu pendidikan munculnya melalui pengalaman.
b.
Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan yang bersifat normative dan deskriptif karena disusunnya ilmu
pendidikan tidak lepas dari tujuan yang diinginkan dan juga membahas bagaimana
proses pendidikan itu sendiri berlangsung
c.
Ilmu pendidikan termasuk
pengetahuan praktis karena dapat member petunjuk pada kita bagaimana seharusnya
kita bertindak dalam praktek
d.
Ilmu pendidikan termasuk juga
ilmu pengetahuan teoritis karena ilmu pendidikan juga membahas teori-teori
pendidikan yang diperoleh melalui perenungan secara teratur mengenai masalah-masalh
pendidikan.
e.
Ilmu pendidikan termsuk ilmu
humaniora, sebab pendidikan itu sendiri tidak bisa lepas dari masalah
kemanusiaan.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan telah
memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahaun yang dapat berdiri sendiri dan
eksistensinya diantara ilmu-ilmu lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah
disampaikan diatas. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa logika adalah nalar
seorang manusia dalam menanggapi suatu permasalahan atau pola fikir dalam
kehidupan manusia itu sendiri. Sendangkan etika adalah segala sesuatu sifat
manusia yang dalam hal perbuatannya sesuai dengan tatanan sopan santun.
Ilmu pengetahuan yang dikatakan bebas nilai
adalah pada pandangan bahwa ilmu itu berkembang tanpa merujuk pada suatu hukum
atau sistem tertentu. Beda dengan teknologi. Karena teknologi lahir atas dasar
penciptaan manusia, ia terikat oleh suatu aturan atau sistem, terikat juga
dengan selera pasar dan perundang-undangan. Namun, bagaimana mengetahui tentang teknologi, tak
diikat oleh undang-undang apa pun. Allah swt. sendiri berfirman untuk
memberikan kebebasan bagi hamba-Nya menjelajahi seluruh jagat raya, di bumi dan
di langit, yang semua itu hanya bisa dilakukan dengan ilmu.
Sikap ilmiah diharapkan dimiliki oleh seorang
ilmuwan sebab sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmuwan adalah orang yang ahli
atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu.
B.
Kritik Dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan baik dari materi yang disampaikan maupun materi yang kami
sajikan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun. Atas kritik dan saran nantinya kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Rizal Mustansyir & Misnal Munir.
Filsafat Ilmu. Jakarta
: Pustaka Pelajar, tt
Lavine,T.Z.
2002. Petualangan Filsafat; Dari
Socrates ke Sartre. Yogyakarta:
Penerbit Jendela
Magnis
Suseno, Frans.1992. Filsafat Sebagai
Ilmu Kritis.Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Surajiyo.
2007. Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya di Indonesia,Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment