Saturday 25 June 2016

Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai tujuan kehidupannya.
Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk individual, makhluk social, makhluk peadegogis dan manusia sebagai mahkluk yang beragama.
Untuk mendapatkan ilmu manusia perlu pendidikan sebagai media untuk dapat mengusai teknologi yang modern. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan. Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi. Oleh karena itu perlu keseimbangan antara pendidikan secara umum dan dalam pandangan Islam yang dapat membentuk menusia yang memiliki karakter.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sebagai disiplin ( ilmu normatif,  ilmu teoritis dan praktis)?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sebagai disiplin ( ilmu normatif,  ilmu teoritis dan praktis)






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ilmu Pendidikan
1.      Definisi Pendidikan
a.       Ditinjau dari segi etimologis menurut para ahli
1)      Prof.Rechey
Dalam buku “Planning for Teaching, an Intrudaction to Education” dinyatakan :
The term Education refers to the broad function of preserving and improving the life of the group through bringing new members into its shared concerns. Education is thus a far broader process than that which occurs in school. It is an essential social activity by which communicaties continue to exist. In complex communicaties this function is specialized and institutionalized in formal education, but there is always the education outside the school with wich the formal process in related. (12:489).
Istilah “pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya didalam masyrakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lbh luas daripada proses yang berlangsung didalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang esensial yang memnungkinkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan in formal di luar sekolah.
2)      Prof. Lodge
Dalam buku “Philosophy of Education” dinyatakan sebagai berikut : Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup.
Dalam pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya, identik dengan sekolah yaitu pengajaran formal dalam kondisi-kondisi yang sudah diatur.
b.      Dari uraian tentang pengertian pendidikan diatas dapat kita kemukakakan kesimupulan sebagai berikut :
1)      Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannnya dengan jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan Jasmani (pancaindera serta ketrampilan-ketrampilan).
2)      Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
3)      Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebidayaan sebagai satu kesatuan.
Menurut para pakar dan ulama pendidikan Islam, bahwa inti dari pendidikan adalah kegiatan yang dilakuakan orang dewasa dalam upaya mempengaruhi peserta didik melalui pembelajaran, pembinaaan, pembimbingan, pelatihan dan pembiasaan agar mereka menjadi dewasa.
2.      Ruang Lingkup Pendidikan
Di dalam pendidikan juga terdapat ruang lingkupnya,diantaranya yaitu:
a.       Mendidik
Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu, sangat penting untuk dipahami hakikat mendidik yang bermakna luhur dalam proses pendidikan. Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan membimbing anak dalam usaha mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya. Menurut tokoh pendidikan yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
b.      Anak Didik
Anak didik merupakan obyek yang penting dari paedagogik. Mengingat pendidikan itu merupakan bimbingan terhadap perkembangan anak didik dan agar supaya bimbingan tersebut tidak bertentangan dengan kodrat anak, maka pendidik perlu memahami sifat-sifat anak didik atau segala sesuatu tetang anak didik umum dan khusus di rumah, sekolah, perkumpulan pemuda.
1)      Sifat-sifat umum anak didik
a)      Anak bukan miniatur orang dewasa, pandangan kuno berpendapat bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk kecil (miniatur).
b)      Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu.
c)      Anak didikn mempunyai pola perkembangan sendiri.
d)     Tugas perkembangan
e)      Kebutuhan anak didik
f)       Perbedaan individual
g)      Anak sebagai keseluruhan (the whole chile)
2)      Anak didik dalam lembaga pendidikan keluarga
Disamping sifat-sifat umum perlu di perhatikan pula beberapa hal khusus yang berhubungan dengan anak didik dalam lembaga pendidikan keluaraga antara lain :
a)      Sifat menguntungkan diri
b)      Anak didik kodrat
c)      Kedudukan anak didik dalam keluarga dan kesukaran-kesukaran pendidikan

3)      Anak didik dalam lembaga pendidikan sekolah
a)      Matang bersekolah
b)      Hak bersekolah
c)      Wajib bersekolah
d)     Co-educasi dan Co-instruksi
4)      Anak didik dalam organisasi pemuda
a)      Matang berorganisasi pemuda
b)      Hak memasuki organisasi pemuda
c)      Kebebasan berorganisasi pemuda
c.       Dasar dan Tujuan Pendidikan
Pembahasan tujuan pendidikan merupakan suatu penting, mengingat perjalanan setiap institusi yang memilki visi yang jelas yang selalu di mulai dari tujuan. Demikian pula pendidikan yang kini menjadi harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya selalu berangkat dari tujuan yang akan dicapai. Apabila tujuan yang dicapai sudah jelas, maka langkah selanjutnya dapat diteruskan dengan memikirkan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Plato mengadakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadapa self knowing dan self realization kemudian inquiry dan reasoning and logic. Jadi bahwa tujuan pendidikan memberikan penyadaran terhadapa apa yang diketahuinya, kemudian pengetahuan  tersebut harus direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan penelitian serta mengetahui hubungan kausal, yaitu alasan dan alur pikirnya.
d.      Pendidik
Pendidik merupakan faktor “human” kedua sesudah anak didik. Walaupun pandangan dari faham “teacher Centered” pada umumnya tidak dapat diterima,tetapi guru atau pendidik mempunyai peranan penting didalam proses pendidikan. Agar supaya para pendidik dapat melaksanakan tugas paedagogisnya dengan sebaik-baiknya. Syarat-syarat paedagogis :
1)      Kedewasaan
2)      Identifikasi norma
3)      Identifikasi anak
4)      Knowledge
5)      Skill
6)      Attitude
e.       Materi Pendidikan
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1)      Fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Indonesia.
2)      Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.
3)      Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
4)      Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.
5)      Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.
f.       Metode Pendidikan
Untuk memilih metode pendidikan dan latihan yang tepat harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, sarana yang ada dan jumlah penggunaan yang tersedia serta waktu dari kegiatan. Maksud metode pendidikan dan latihan adalah sebagai suatu cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat membuat suatu kondisi tertentu dalam penyelenggaraan pendidikan dan latihan guna mendorong peserta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap penyelesaian tugas dan pekerjaan yang akan akan dibebankan kepadanya. Pelaksanaan pendidikan dan latihan dapat melalui beberapa metode, yaitu :
1)      Sistem Magang. Sistem ini merupakan sistem yang paling tua di dunia. Sistem magang mempunyai prinsip umum yaitu belajar sambil bekerja dan sebaliknya.
2)      Sistem Peragaan. Untuk ketrampilan tertentu sering kali dalam pendidikan dan latihan menggunakan peragaaan, dengan alat-alat tertentuserrta didemontrasikan cara pengerjaannya.
3)      Sistem Bimbingan. Dengan sistem ini pelajaran langsung diberikan satu-persatu sehingga para pegawai akan lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan.
4)      Sistem Latihan Praktek. Dalam sistem ini seseorang lebih ditekankan untuk melaksanakan latihan praktek seperti sesungguhnya agar mereka dapat langsung bekerja.
Secara garis besar metode pendidikan dan pelatihan karyawan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1)      Metode di luar pekerjaan (off the job side), metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari pekerjaannya. 
2)      Metode di dalam pekerjaan (on the job site), metode ini adalah berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru pada bagian-bagian yang telah ditentukan. Ini berarti para pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan kepada para pegawai baru dan diharapkan pegawai yang telah senior itu dapat memberikan suatu contoh mengerjakan pekerjaan dengan baik, jelas dan kongkret, sehingga para pegawai baru akan menirunya.
g.      Alat Pendidikan
Alat Pendidikan adalah sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas sekali, oleh sebab itu dalam membicarakan alat-alat pendidikan perlu diadakan pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai satu tujuan pendidikan.
1)      Menurut Sifatnya Alat Pendidikan dibagi dalam dua yaitu :
a)      Alat Pendidikan Preventif, Adapun yang termasuk di dalam alat pendidikan preventif adalah ;
-          Tata Tertib,  Yaitu beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu.
-          Anjuran dan Perintah, Anjuran adalah ajakan atau saran untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna. Perintah adalah anjuran yang keras untuk melakukan yang baik dan berguna.
-          Larangan, Yaitu ajakan atau saran untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang baik dan merugikan. Biasanya larangan ini disertai dengan ancaman-ancaman.
-          Paksaan, Yaitu perintah dengan kekerasan terhadap anak untuk melakukan sesuatu yang baik danbermanfaat.
-          Disiplin, Yaitu suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal, karena benar-benar tahu tentang pentingnya perintah atau larangan tersebut.
b)      Alat Pendidikan Repressif
Yang termasuk ke dalam alat pendidikan repressif antara lain
-          Pemberitahuan
-          Teguran
-          Peringatan
-          Hukuman
-          Ganjaran
2)      Alat Pendidikan dilihat dari bentuknya
a)      Berbentuk benda (materiil).
b)      Berbentuk non benda (non materiil)
h.      Evaluasi pendidikan
Definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau kegiatan atau suatu proses menetukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:
1)      Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
2)      Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa evaluasi pendidikan adalah penilaian terhadap kinerja pendidikan yang telah berjalan guna memperoleh informasi yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang memang perlu diperbaiki pada kinerja pendidikan.
1)      Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
a)      Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu: pendidikan prenatal (pendidikan dalam kandungan) dan pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.
b)      Lingkungan sekolah
Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah. Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi:
-          tanggung jawab formal kelembagaan
-          tanggung jawab keilmuan
-          tanggung jawab fungsional
c)      Lingkungan masyarakat
Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
-          pranata pendidikan     = bertugas dalam upaya sosialisasi
-          pranata ekonomi          = bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran
-          pranata politik = bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
-          pranata teknologi        = bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
-          pranata moral dan etika           = bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat

B.     Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin ( Ilmu Normatif,  Ilmu Teoritis dan Praktis)
1.      Ilmu pendidikan sebagai ilmu normatif
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilakumanusia. Ilmu Pendidikan merumuskan peraturan-peraturan tentangbertingkah laku manusia untuk mencapai keteraturan hidup.Keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan (kohesi)antarmanusia (hubungan sosial manusia).
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara tentang baik-buruknya perilaku manusia. Ilmu pendidikan merumuskan peraturan-peraturan terhadap tingkah laku manusia untuk mencapai keteraturan hidup, karena keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan (kohesi)  hubungan antar manusia (hubungan sosial manusia). Ciri-ciri pendidikan sebagai ilmu normatif
a.       Ilmu pengetahuan normatif selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang tidak hanya diperoleh dari pengalaman dan praktek mendidik atau pendidikan, tapi juga didapat dari sumber normatif yaitu norma masyarakat, norma filsafat (pandangan hidup seseorang atau masyarakat) keyakinan beragama atau rasa spirit keagamaan yang dianutnya.
b.      Ilmu pengetahuan normatif erat kaitanya dengan pengetahuan filsafat, sehingga melahirkan filsafat pendidikan. Guru atau pendidikan harus selalu mengikat diri sesuai kaidah filsafat pendidikan.
c.       Pendidikan normatif  meliputi pendidikan agama, etika, budi pekerti yang tergolong pendidikan pengembangan kepribadian (sesuai amanat UUNo. 20 tahun 2003). Menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup manusia (peserta didik) karena sangat perilaku atau tindakan peserta didik dalam dalam kehidupan dan penghidupanya.
Dari keterangan dan ciri-ciri yang telah di terangkan diatas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan dikatakan sebagai ilmu normatif adalah memberikan aturan-aturan terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupanya sehari-hari. Aturan-aturan tersebut mencakup etika, norma agama, dan lain sebagainya yang jelas mengatur tentang tingkah laku manusia dalam kehidupanya.
2.      Pendidikan sebagai ilmu praktis dan teoritis
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan.
Ilmu pendidikan bersifat normatif  berarti pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga pendidik bertugas menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku manusia yang dibanggaakan, dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat (kondisi sebaliknya akan menyebabkan anak dijauhi oleh masyarakat). Secara etis ilmu pendidikan diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan hidup manusia, sebaliknya tindakan yang ditujukan untuk menistakan atau melaratkan manusia dikatakan diluar  perbuatan pendidikan.
Ilmu Pendidikan termasuk pengetahuan normatif karena berkaitan erat dengan pandangan tentang manusia, nilai dan norma hidup yangmembentuk keperibadian manusia (anak didik).
Ilmu Pendidikan bersifat teoritis dan praktis karena berkaitan dengan strategi tindakan mendidik atau praktek mendidik.
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam swapikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematiss dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
3.      Pendidikan sebagai ilmu sebagai teoritis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan didalam pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran  pendidikan. Jadi dari pratik-pratik teoritis inilah pendidikan disusun secara teoritis. Dan pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam suatu sistem pndidikan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan  untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk mempermudah jalanya pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannnya dengan jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan Jasmani (pancaindera serta ketrampilan-ketrampilan).
Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebidayaan sebagai satu kesatuan. Ruang lingkup pendidikan :
1.      Mendidik
2.      Anak Didik
3.      Dasar dan Tujuan Pendidikan
4.      Pendidik
5.      Materi Pendidikan
6.      Metode Pendidikan
7.      Alat Pendidikan
8.      Evaluasi pendidikan
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan.

B.     Analisis
Ilmu pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuhkembangkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang.ilmu pendidikan mempunyai objek, metode,dan sistematika. Tidak hanya itu ilmu pendidikan juga telah memenuhi persyaratan tambahan lainnya. Misal, praktis, dinamika dan tentunya diabadikan untuk kesejahteraan umat manusia.
Ilmu pendidikan dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model. Dalam hal ini ilmu pendidikan bersifat objektif, diskriptif, preskiptif (normatif), yang disajikan secara terperinci dan sistematis, ilmu pada umumnya bersifat deskriptif,tetapi ilmu pendidikan adalah menjelasklkan, memprediksi, dan mengontrol.
Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sekalipun demikian menurut M.J. Langeveld (1980) sebagai ilmu otonom, ilmu pendidikan berperan sebagai penentu bagi ilmu-ilmu yang lain.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilakumanusia. Ilmu Pendidikan merumuskan peraturan-peraturan tentangbertingkah laku manusia untuk mencapai keteraturan hidup.Keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan (kohesi)antarmanusia (hubungan sosial manusia).
Ilmu pendidikan bersifat normatif  berarti pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga pendidik bertugas menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku manusia yang dibanggaakan, dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat (kondisi sebaliknya akan menyebabkan anak dijauhi oleh masyarakat). Secara etis ilmu pendidikan diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan hidup manusia, sebaliknya tindakan yang ditujukan untuk menistakan atau melaratkan manusia dikatakan diluar  perbuatan pendidikan.
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan didalam pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran  pendidikan. Jadi dari pratik-pratik teoritis inilah pendidikan disusun secara teoritis. Dan pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam suatu sistem pendidikan


KATA PENGANTAR


Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini,  yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
            Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
            Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
            Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Bengkulu,   2016

Penulis









i
 
 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang........................................................................................... 1
B.     Rumusan  Masalah..................................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Ilmu Pendidikan ....................................................................................... 3
B.     Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin ( Ilmu Normatif,  Ilmu Teoritis dan Praktis) 12

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan................................................................................................ 14
  2. Analisis ..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii














ii
 
 
MAKALAH
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu

2 comments: