Sunday 26 June 2016

Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
      Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk untuk berfikir, berkehendak dan merasa. Dengan fikirannya manusia mendapatkan ilmu, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika, sedangkan sarana-sarana untuk memelihara perilaku dan mutu kesenian, masing-masing disebut etika dan estetika. Apabila pembicaraan dibatasi pada logika, maka hal itu merupakan ajaran yang menunjukkan bagaimana manusia berfikir secara tepat dengan berpedoman pada ide kebenaran.
      Pada hakikatnya ilmu pengetahuan itu timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu itu timbul karena banyak sekali aspek-aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia, dan manusia ingin mengetahuan kebenaran dari kegelapan tersebut. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, maka kepuasannya tadi disusul lagi oleh suatu kecenderungan untuk lebih tahu lagi.
 Ilmu mengungkapkan realitas sebagaimana adanya. Hasil- hasil kegiatan keilmuan memberikan alternative untuk membuat keputusan politik dengan mengacu pada pertimgangan etika dan moral Sedangkan etika dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Lebih lanjut etika telah menjadi sebuah studi. Fagothey (1953) mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya.Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia, apabila dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula bersifatuniversal. 


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Pendidikan?
2.      Bagaimana Eksistensi Ilmu Pendidikan?

C. Tujuan
3.      Untuk Mengetahui Dan Memahami Bagaimana Perkembangan Pendidikan
4.      Untuk Mengetahui Dan Memahami Bagaimana Eksistensi Ilmu Pendidikan










BAB II
PEMBAHASAN

A.     Perkembangan Pendidikan
      Ilmu pengetahuan sering disebut sebagi ilmu. Pengetahuan dari akat” tahu” yang berarti mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan mengalami. Pengetahuan merupakan kumpulan dari banyak hal yang kita ketahui melalui panca indera. Jika kumpulan dari pengetahuan disusun secara sistematis, berdasarkan logika dan menggunakan metode tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga disebut sebagai ilmu. Pengetahuan yang merupakan suatu ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.       Mempunyai obyek atau lapangan pembahasan yang jelas sehingga dapat dipisahkan dengan obyek ilmu lain. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material yaitu obyek yang dilihat dari wujud bendanya. Sedangkan obyek formal adalah obyek yang dilihat dari apa yang dibahas dalam ilmu itu sendiri.
2.       Memiliki metode tertentu yang adapat digunakan untuk mempelajari ilmu itu sendiri.
3.       Bersifat sistematis, artinya pengetahuan tersebut disusun secara runtut, sehingga mudah dipelajari
4.       Mempunyai kegunaan atau fungsi artinya ilmu tersebut ada gunanya bagi kehidupan manusia pada umumnya.
      Sejak abad ke-19 pendidikan telah diakui eksistensinya sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, berarti telah memiliki ciri-ciri ilmu pengetahuan seperti halnya yang dimilki oleh ilmu-ilmu lain. Adapun cirri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Obyek ilmu pendidikan
Obyyek material ilmu pendidikan adalah manusia. Sedangkan obyek formalnya (sudut pandnganya) adalah kegiatan menusia dalam emmbimbing perkemabnag kepribadian dan kemampuan mnusia lain ke arah tujuan yang diharapkan. Dari sudut pandang ini akan tampak masalah-masalah yang perlu dibahas. Antara lain yaitu: Apa pendidikan itu?; mengapa manusia perlu dididik?; Siapa yang berkewajiban mendidik manusia?; Dimana sebaiknya pendidikan itu dilaksanakan?; Bagaiman cara yang baik untuk mendidik manusia?; Apa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan?; dan sebagainya.
  1. Metode mempelajari ilmu pendidikan
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mempelajaari ilmu pendidikan. Antara lain yaitu dengan observasi, diskusi, ceramah, eksperimen, deduktif, induktif dan sebagainya. Jadi semua metode yang digunakan untuk mendidik atau yang digunakan untuk mempelajari ilmu pendidikan.
  1. Sistematika ilmu pendidikan
Sistematika berasal dari kata sistem yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sebagi ilmu pengetahuan mempunyai beberapa unsur atau komponen yang telah disusun secara, sistematis (secara runtut) adan logis (menggunakan penalaran yang dapat , diterima akal sehat).
  1. Fungsi ilmu pendidikan
Untuk mengetahui fungsi ilmu pendidikan fungsi ilmu pendidikan dapat ditinjau dari tugas dan gunanya atau manfaatnya. Fungsi ilmu pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik alat kontrol bagi para pendidik, pembentuk pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri.
      Dengan diakuinya ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri akhirnya mendorong tumbuhnya cabang-cabang ilmu pendidikan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun, ilmu-ilmu ini masih berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Misalnya :
  1. Ilmu pendidikan nasional
Ilmu pendidikan ini membahas pendidikan yang cocok bagi suatu bangsa (nation). Misalnya bangsa Indonesia : “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.(Pasal 1 ayat 2 UURI No. 2 Th 1989).
  1. Ilmu pendidikan sosial
Membahas tentang usaha-usaha pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di luar pendidikan formal.
  1. Ilmu pendidikan Perbandingan, membahas dan membandingkan sistem pendidikan dari berbagai negara.
  2. Ilmu pendidikan historis, membahas tentang sejarah pendidikan.
  3. Ilmu pendidikan sistematis, membahas teori-teori yang digunakan sebagi landasan melaksanakan pendidikan.
  4. Ilmu pendidikan praktis, membahas tentang bagaimana praktek pendidikan yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Eksistensi Ilmu Pendidikan
      Yang dimaksud dengan eksistensi adalah keberadaan ilmu pendidikan itu sendiri di antara ilmu-ilmu lain. Untuk mengetahui keberadaan ilmu pendidikan diantara ilmu-ilmu lain, kita perlu mengetahui klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan pada umumnya.
      Drs. Th. Sajid menggolongkan ilmu pengetahuan menjadi tiga yaitu berdasarkan obyeknya, berdasarkan metode kerja penelitiannya dan ditinjau dari segi penelitiannya dan ditinjau dari segi kepraktisannya:
  1. Berdasarkan obyeknya, ilmu pengetahuan digolongkan menjadi dua yaitu Ilmu Pengetahuan Rokhaniah dan Ilmu Pengetahaun Alamiah.
  2. Berdasarkan metode kerja penelitiannya, ilmu pengetahaun dibedakan menjadi dua yaitu Ilmu pengetahuan normatif bersifat deduktif dan ilmu pengetahaun empiris yang bersifat induktif.
  3. Ditinjau dari kepraktisannya, ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu Ilmu Pengetahaun Praktis dan Ilmu Pengetahuan Teoritis.
    Berdasarkan klasifikasi ilmu pengetahuan di atas dapat ditentukan keberadaan atau kedudukan ilmu pendidikan di antara ilmu-ilmu yang ada yaitu :
a.       Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, karena obyeknya situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. Jadi ilmu pendidikan munculnya melalui pengalaman.
b.      Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan yang bersifat normative dan deskriptif karena disusunnya ilmu pendidikan tidak lepas dari tujuan yang diinginkan dan juga membahas bagaimana proses pendidikan itu sendiri berlangsung
c.       Ilmu pendidikan termasuk pengetahuan praktis karena dapat member petunjuk pada kita bagaimana seharusnya kita bertindak dalam praktek
d.      Ilmu pendidikan termasuk juga ilmu pengetahuan teoritis karena ilmu pendidikan juga membahas teori-teori pendidikan yang diperoleh melalui perenungan secara teratur mengenai masalah-masalh pendidikan.
e.       Ilmu pendidikan termsuk ilmu humaniora, sebab pendidikan itu sendiri tidak bisa lepas dari masalah kemanusiaan.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan telah memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahaun yang dapat berdiri sendiri dan eksistensinya diantara ilmu-ilmu lainnya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah disampaikan diatas. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa logika adalah nalar seorang manusia dalam menanggapi suatu permasalahan atau pola fikir dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sendangkan etika adalah segala sesuatu sifat manusia yang dalam hal perbuatannya sesuai dengan tatanan sopan santun.
Ilmu pengetahuan yang dikatakan bebas nilai adalah pada pandangan bahwa ilmu itu berkembang tanpa merujuk pada suatu hukum atau sistem tertentu. Beda dengan teknologi. Karena teknologi lahir atas dasar penciptaan manusia, ia terikat oleh suatu aturan atau sistem, terikat juga dengan selera pasar dan perundang-undangan. Namun, bagaimana mengetahui tentang teknologi, tak diikat oleh undang-undang apa pun. Allah swt. sendiri berfirman untuk memberikan kebebasan bagi hamba-Nya menjelajahi seluruh jagat raya, di bumi dan di langit, yang semua itu hanya bisa dilakukan dengan ilmu.
Sikap ilmiah diharapkan dimiliki oleh seorang ilmuwan sebab sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmuwan adalah orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu.

B.     Kritik Dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan baik dari materi yang disampaikan maupun materi yang kami sajikan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Atas kritik dan saran nantinya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Rizal Mustansyir & Misnal Munir. Filsafat Ilmu.  Jakarta : Pustaka Pelajar, tt

Lavine,T.Z. 2002. Petualangan Filsafat; Dari Socrates ke Sartre. Yogyakarta: Penerbit Jendela

Magnis Suseno, Frans.1992. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis.Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia,Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Bumi Aksara



No comments:

Post a Comment