Sunday 26 June 2016

Makalah Analisis Inovasi Pendidikan Dalam Bidang sarana Prasarana Pada SMP N 4 Seluma



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang membantu manusia berkembang sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang mereka anut. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan salah satu pilar dari tujuan pokok bangsa Indonesia sesuai dengan yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 alenia IV. Berkenaan dengannya, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia. Namun kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia belum mencapai nilai yang optimal dan masih terus berkembang menuju kearah perbaikan , karena sampai saat sekarang ini masih banyak masalah – masalah yang timbul yang menghambat berkembangnya pendidikan. Masalah tersebut antara lain kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, dsb. Namun hambatan – hambatan tersebut telah diupayakan oleh pemerintah untuk dipecahkan dengan berbagai programnya. Inovasi pendidikan dibentuk sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, hal ini dilakukan agar pendidikan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
 Berdasarkan realita diatas, penulis bermaksud menyusun makalah guna menjabarkan proses inovasi dan hal yang berkaitan dengan inovasi yang ada di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep inovasi pendidikan?
2.      Apa karakteristik inovasi pendidikan?
3.      Apa Faktor Yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan?



C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui konsep inovasi pendidikan
2.      Mengetahui karakteristik inovasi pendidikan
3.      Mengetahui  Faktor – faktor Yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan



























BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Inovasi dan Inovasi Pendidikan
  1. Pengertian Inovasi
Dalam bahasa Inggris inovasi adalah innovation, yaitu segala hal yang baru atau pembaharuan. Ada juga yang menyebutnya dengan penemuan yang dalam bahasa Innggris disebut discovery dan invention, karena ditemukannya sesuatu yang baru, baik yang baru dalam arti rekayasa atau yang betul-betul baru karena tidak ada sebelumnya. Ibrahim (1988: 39) menjelaskan lebih lanjut ketiga konsep tersebut.
Discovery adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya ada atau hal tersebut sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Seperti Newton menemukan hukum Gravitasi Bumi, yang sebenarnya gaya tarik bumi sudah lama ada. Atau Columbus yang menemukan benua Amerika tahun 1492, yang sebenarnya benua itu sudah lama ada, hanya Columbus yang pertama kali menjumpainya.
Invention adalah suatu penemuan baru yang benar-benar baru sebagai hasil kreasi manusia. Melalui pengamatan, pengalaman, dan konsistensinya dalam mempelajari atau menelaah sesuatu sampai kepada suatu bentuk model yang diakui orang lain sebagai sesuatu yang baru karena belum ada sebelumnya seperti hasil penemuan teori belajar, arsitektur unik bangunan, mode pakaian, teknologi rumah tangga, dan sebagainya.
Innovation menurut Rogers (1983: 11) adalah suatu gagasan, teknik-teknik atau praktik atau benda yang disadari diterima oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Robbins (1994) menyebut inovasi suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk, proses, dan jasa. Sedangkan Freedman (1988) menyebut inovasi sebagai sebagai suatu proses pengimplementasian ide-ide baru dengan mengubah konsep kreatif menjadi suatu kenyataan.
Dengan demikian, innovation adalah suatu gagasan, barang, kejadian, teknik-teknik/metode-metode atau praktek yang diamati, disadari, dirasakan, dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok (masyarakat), baik sebagai hasil discovery maupun invention.
Zaltman dan Duncan (1973) memperjelas pengertian inovasi dengan membandingkannya dengan perubahan sosial. Semua inovasi adalah termasuk perubahan sosial, tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi adalah perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah tertentu. Drucker (1995: 6) menyatakan bahwa inovasi adalah perubahan sosial sebagaimana dinyatakan dalam empat dimensi inovasi, yaitu proses kreatif (creative process), adanya perubahan (change), mengarah kepada pembaharuan (new condition), dan memiliki nilai tambah (having added values). Inovasi merupakan proses kreatif dalam mengubah input, proses, dan output agar dapat sukses dalam menanggapi dan mengantisipasi perubahan-perubahan internal dan eksternal sekolah (Slamet, 2003).
Sebagai suatu perubahan sosial, Rogers (1983) mengemukakan terjadinya perubahan sosial berdasarkan atas tiga tahapan secara berurutan, yaitu sebagai berikut:
a.       Invensi, yaitu proses ketika ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
b.      Difusi, yaitu proses ide-ide baru dikomunikasikan pada sistem sosial.
c.       Konsekuensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat dari adopsi atau penolakan ide-ide baru, dan secara totalitas perubahan sosial merupakan hasil komunikasi.
            Jadi inovasi merupakan perubahan, namun tidak semua perubahan merupakan inovasi. Terdapat beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut :
a.       “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami,diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
b.      “Kualitiatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur – unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata – mata penjumlahan atau penambahan unsur – unsur setiap komponen.
c.       “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.Hal – hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide tau rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya tetap bercorak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja,mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan, norma, barang dan alat.
d.      “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan ini secara fungsional lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran dan pengajaran, dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas.
e.       “Meningkatkan Kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama motivasi ialah kemampuan sumber – sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
f.       “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil – hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur umtuk mengetahui perbedaan antara keadaaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak – banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar – besarnya.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal – hal yang berhubbungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
  1. Inovasi Pendidikan
Ibrahim (1988: 51) mengemukakan, inovasi pendidikan adalah inovasi (perubahan) dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah: suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikiut ini beberapa contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen sistem sosial sesuai dengan pola yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
a.       Pembinaan personalia misalnya; peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, peraturan tata tertip siswa dan sebagainya.
b.      Fasilitas fisik, misalnya dengan perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perlengkapan peralatan laboratorium bahasa dan IPA, penggunaan computer dan internet di sekolah, dan sebagainya.
c.       Penggunaan waktu, misalnya; penggunaan waktu belajar (semester) yang dulunya catur wulan, dan untuk perguruan tinggi adanya semester pendek.
d.      Perumusan tujuan : UU Sisdiknas 2003
e.       Prosedur pencapaian tujuan : KTSP
f.       Peran yang diperlukan : guru dalam PBM menggunakan media.
g.      Wawasan dan perasaan: pendidikan seumur hidup, wawasan guru, metode baru pembelajaran, mencintai profesi.
h.      Bentuk hubungan antara bagian dalam mekanisme kerja: hubungan Depag dengan Diknas RI.
i.        Hubungan dengan sistem yang lain : sekolah menyalurkan lulusannya dalam dunia kerja, Depnaker, PMR/UKS berhubungan dengan Depkes dan PMI, pembiayaan madrasah dengan funding luar.
j.        Strategi : desain, kesadaran perhatian, dan evaluasi
Kemudian pelaksanaan inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan dari innovator dan pelaksanaan inovasi itu sendiri. Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di Depdiknas yang di sponsori oleh lembaga-lembaga asing cendrung merupakan “Top Down Innovation” inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.

B.     Karakteristik Inovasi Pendidikan
Karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah
1.      Keuntungan Relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai komponen yang sangat penting
2.      Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan niai dan norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secara cepat seperti nilai yang sesuai dengan nilaidan norma.
3.      Kompleksitas,yaitu tingkat keuskaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4.      Trialabilitas,ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu.
5.      Dapat Diamati, ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan lebih cepat diterima.
Menurut Zaltman, Duncan dan Holbek bahwa cepat lambanya penerimaan inovasi karena pengaruh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat berupa kombinasi dari berbagai macam atribut. Atribut tersebut antara lain:
1.      Pembiayaan
2.      Balik Modal
3.      Efisiensi
4.      Resiko dari ketidakpastian
5.      Mudah dikomunikasikan
6.      Kompatibilitas
7.      Kompleksitas
8.      Status ilmiah, dsb

C.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan
Agar kita dapat memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim (1988: 162) yaitu: a. kegiatan belajar-mengajar, b. faktor internal dan eksternal, c. sistem pendidikan (pengelolaan dan pengwasan).
1.      Faktor kegiatan belajar-mengajar.
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar-mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru dipandang memliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar-mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah dirumuskan.
2.      Faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksana sistem pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan beban pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai penunjang secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapakan sekolah, maupun sebagai penunjang pengadaan dana (sumbangan BP3 atau SPP).
Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan faktor internal dan juga eksternal, seperti : guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli diluar organisasi sekolah tetapi ikut terlibat dalam kegiatan sekolah seperti : para pengawas, inspektur, penilik sekolah, konsultan, dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas sekolah. Demikian pula para penatar guru, staf pengembangan dan penelitian pendidikan, para guru besar, dosen, dan organisasi persatuan guru, juga merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan sistem pendidikan atau inovasi pendidikan.
3.      Sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Di Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional. Guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tidak dapat bebas menurut kemauannya, tetapi harus mengikuti aturan yang berlaku, mulai dari cara berpakaian, kegiatan waktu beristirahat, sampai pada kegiatan belajar di kelas. Tentu saja semua aturan yang dibuat itu merupakan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula di negara lain termasuk di Amerika Serikat yang banyak memberikan kebebasan pada individu tetap ada aturan yang harus ditaati oleh guru maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas atau di sekolah.
Selanjutnya Ibrahim (1988 : 171) mengungkapkan, bahwa faktor yang dominan pada suatu sekolah ialah guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap proses inovasi pendidikan. Sekolah berada pada suatu lingkungan sistem sosial atau merupakan bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu perubahan yang terjadi pada suatu sekolah akan mempengaruhi dan mungkin juga dipengaruhi oleh lingkungannya.
Sedangkan menurut Miles, inovasi disekolah baru berhasil apabila melibatkan guru-guru, staf, siswa, dan masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama dalam inovasi. Agar masyarakat mendukung inovasi pendidikan, para inovator hendaknya mempertimbangkan saran-saran berikut :
a.       Usahakan segenap saluran komunikasi terbuka.
b.      Gunakan saluran komunikasi melalui siswa dan staf
c.       Jangan menuntut perubahan baru, tanpa didukung oleh bukti.
d.      Bantulah masyarakat untuk mengerti, bahkan inovasi pendidikan proses yang lambat
e.       Siapkah masyarakat dalam menghadapi kemungkinan kegagalan.
f.       Manfaatkan dana-dana secara jujur dan laporkan pembiayaan inovasi kepada masyarakat.




























BAB III
PEMBAHASAN

A.    Profil Sekolah
SMP  N 4 Seluma yang bertempat didaerah Seluma Bengkulu. Visi dari SMP  N 4 Seluma adalah “Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta memiliki keterampilan hidup yang dilandasi budi pekerti luhur”, dengan indikator:
1.      Unggul dalam pencapaian nilai UAS.
2.      Persaingan ke SMP.
3.      Unggul dalam lomba mata pelajaran.
4.      Unggul dalam kesenian.
5.      Unggul dalam lomba olahraga.
Untuk mencapai Visi tersebut SMP  N 4 Seluma mempunyai Misi sebagai berikut:
1.      Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, efisien dan kondusif sesuai ketentuan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
2.      Mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan melalui pembelajaran.
3.      Melaksanakan pengembangan moral keagamaan yang berkualitas yang dilandasi iman dan taqwa.
4.      Meningkatkan prestasi dalam bidang ekstrakulikuler sesuai potensi yang dimiliki.
5.      Meningkatkan kerjasama antar warga sekolah dengan masyarakat dalam mendukung pengembangan fasilitas pembelajaran.
6.      Pengadaan sarana dan prasarana belajar.
Program unggulan SMP  N 4 Seluma adalah dalam bidang IPA dan ekstrakulikuler
Kurikulum SMP  N 4 Seluma adalah KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan), SMP  N 4 Seluma memiliki luas sekolah 2342 m2, dengan pemanfaatan lahan sebesar ±2000 m2. Dengan status kepemilikan lahan adalah milik pemerintah. SMP  N 4 Seluma mempunyai bangunan bertingkat 2 lantai, dengan model desain modern kontemporer.
SMP  N 4 Seluma memiliki 14 orang guru dan 1 orang staf tata usaha. Serta jumlah peserta didik sebanyak 320  orang terdiri dari 16 rombongan belajar (rombel)

B.     Sarana dan Prasarana Sekolah
No
Ruangan
Jml
Ukuran
Luas
1
Ruang Belajar
12
7 m x 8 m
896m2
2
Ruang Guru
1
7 m x 8 m
56m2
3
Ruang Kepala Sekolah
1
4 m x 7 m
28m2
4
Ruang Tata Usaha
1
4 m x 7 m
28m2
5
Ruang Perpustakaan
1
7 m x 8 m
56m2
6
Ruang Mushola
1
4 m x 7 m
28m2
7
Ruang UKS
1
4 m x 7 m
28m2
8
Ruang Kantin
2
2 m x 4 m
8m2
9
Gudang
1
2 m x 3 m
6m2
11
Toilet Guru
1
2 m x 2 m
4m2
10
Toilet Siswa
2
1 m x 2 m
14m2

SMP  N 4 Seluma memiliki prasarana sebagai berikut:
1)      Ruang Kelas
Dengan sarana yang ada di ruang kelas:
a.      Perabot


-       Kursi siswa
-       Meja siswa
-       Kursi guru
-       Meja guru
-       Lemari
-       Rak buku


b.      Media Pendidikan
-       Papan tulis
c.       Perlengkapan lain
-       Tempat sampah
-       Tempat cuci tangan
-       Jam dinding
2)      Ruang Perpustakaan
Dengan sarana yang ada di ruang perpustakaan:
a.      Perabot


-       Rak buku tinggi
-       Rak buku panjang
-       Rak majalah
-       Meja baca
-       Kursi baca
-       Meja kerja
-       Kursi kerja
-       Lemari



b.      Media pendidikan
-       Globe
c.       Buku
-       Buku teks pelajaran
-       Buku pengayaan
-       Buku referensi
-       Buku bacaan
c.       Perlengkapan lain
-       Buku inventaris
-       Jam dinding
-       Tempat sampah
3)      Laboratorium
Dengan sarana yang ada di laboratorium
a.      Perabot
-       Lemari
-       Bupet dinding
b.      Peralatan pendidikan


-       Mikroskop
-       Per gerhana
-       Torso organ tubuh
-       Torso sapi
-       Torso kambing
-       Torso ayam
-       Torso katak
-       Torso ikan
-       Torso telinga
-       Torso kulit
-       Torso mata
-       Torso pencernaan
-       Alat peraga IPBA
-       KIT IPA


4)      Ruang Kepala Sekolah
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.      Perabot


-       Kursi peimpinan
-       Meja pimpinan
-       Kursi dan meja tamu
-       Lemari
-       Papan statistik


b.      Perlengkapan lain


-       Simbol kenegaraan (burung garuda, pigura presiden, wk.presiden)
-       Tempat sampah
-       Komputer
-       Filing Kabinet
-       Brankas
-       Jam dinding


5)      Ruang Guru
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.      Perabot


-       Loker
-       Meja bunder
-       Meja guru
-       Lemari buku panjang
-       Kursi


b.      Perlengkapan lain


-       TV
-       Radio Tape
-       Salon (BOX) speaker
-       Organ/elektone
-       Jam dinding
-       Tempat sampah


6)      Ruang Tata Usaha
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.      Perabot


-       Loker
-       Meja kerja
-       Lemari
-       Kursi kerja
-       Meja dan kursi tamu
-       Lemari/rak piala


b.      Perlengkapan lain
-       TV
-       Komputer
7)      Ruang UKS
Dengan sarana yang ada di dalamnya:
a.      Perabot
-       Lemari obat
-       Tempat tidur pasien
b.      Perlengkapan lain
-       Timbangan
-       Pengukur badan
8)      Jamban/Kamar Mandi
9)      Tempat Bermain/Berolahraga/Lapangan Upacara
                                                                                 
C.    Inovasi Sarana Prasarana
Inovasi sarana prasarana di SMP  N 4 Seluma Bengkulu yaitu,
-       Komputer
SMP  N 4 Seluma tahun ini memiliki inovasi media pembelajaran  yaitu pengadaan komputer sebagai media pembelajaran..
            Namun papan komputer tersebut belum digunakan secara efektif, karena guru-guru di SMP N 4 Seluma banyak yang belum bisa menggunakannya.
-       Jemputan sekolah
Jemputan sekolah di SMP  N 4 Seluma bekerja sama dengan pihak luar. Sekolah memfasilitasi jemputan sekolah dikarenakan siswa-siswa SMP  N 4 Seluma banyak yang tinggal jauh dari sekolah.

D.    Analisa Dan Strategi
Analisa kebutuhan sarana dan prasarana di SMP  N 4 Seluma dilakukan untuk menghindari sarana dan prasarana yang tidak terpakai ada di sekolah. Sarana dan prasarana yang tidak terpakai merupakan suatu kerugian bagi sekolah sehingga harus dihindari. Analisa kebutuhan bisa disesuaikan dengan keuangan juga dengan kemamuan dari personel sekolah.
Strategi yang dapat diterapkan dalam mengimplementasikan sarana dan prasarana tepat guna di  SMP  N 4 Seluma, yaitu:
a.       Melakukan analisis mengenai kebutuhan akan sarana dan prasarana sehingga tidak terjadi pemborosan sarana dan tidak ada sarana yang tidak terpakai.
b.      Melakukan penyesuaian kebutuhan dengan sarana dan prasarana
c.       Memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana
d.      Melakukan pelatihan ketika ada sarana dan prasarana baru sehingga dapat digunakan secara cepat dan tepat.
e.       Melakukan penghapusan ketika ada barang yang sudah tidak terpakai.




















BAB IV
ANALISA POTENSI DALAM INOVASI SARANA DAN PRASARANA

Nama Sekolah           :  SMP  N 4 Seluma Bengkulu
Penyusun                   : Aidit, S.Pd
Npm                            : A2KO11211

1.      Analisa Potensi
Kondisi Saat Ini
Kondisi Yang Diharapkan
Analisa Internal
Analisa Eksternal
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
·         Ruangan sudah sesuai dengan rombel yang tersedia yaitu 12 rombel dengan 12 ruangan sehingga tidak ada pembagian waktu.
·         Pembagian ruang kelas sesuai dengan tingkatan kelas, yaitu kelas 1-3 di lantai 1 dan kelas 3-4 di lantai 2.
·         Sekolah telah memiliki 2 unit computer yang digunakan untuk tata usaha dan perpustakaan.
·         Sekolah telah memiliki peralatan ekstrakurikuler berupa angklung, drumband, dan karawitan.
·         Para guru telah memiliki alat-alat peraga murah berupa manic-manik untuk menghitung untuk pelajaran matematika.
·         Sekolah sudah mempunyai papan komputer
·         Masih ada beberapa bangunan/ruang yang sedang direnovasi sehingga tidak terpakai secara maksimal sehingga tidak tepat guna.
·         Diruang kelas belum terdapat media pembelajaran yang merupakan hasil belajar siswa
·         Lapangan kadang dipakai sebagai lahan parkir untuk kendaraan antar jemput sehingga menyulitkan siswa yang akan berolahraga.
·         Komputer yang dimiliki sekolah kurang dapat digunakan secara maksimal contohnya belum adanya data base sekolah secara komputerisasi.
·         Peralatan kesenian yang dimiliki disimpan diruang khusus teapi tidak ditata dengan baik sehingga terlihat seperti barang tidak dipakai.
·         Sekolah belum mampu menggunakan komputer secara maksimal.
·         Sudah mendapat kepercayaan dari pemerintah terbukti dengan didatangkannya beberapa alat-alat peraga dari pemerintah.
·         Bekerja sama dengan orang tuasiswa
·         Sekolah berada di lokasi yang aman dari limbah.
·         Sekolah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa komputer
·         Banyaknya sekolah yang sudah memiliki sarpras yang lebih baik sehingga dapat menarik minat siswa di sekolah tersebut untuk pindah atau ketinggalan dari sekolah lain dalam hal sarpras.
·         Terlalu berdekatan dengan SMP mengambil lahan sekolah, mengganggu kelancaran pembelajaran.
Sekolah dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.


Penguatan Kelembagaan
Komponen Pendukung
Level 1
Dimana Lembaga Sekarang
Level 2
Level Menengah
Level 3
Tinggi
Visi dan Misi
Dalam misi sekolah telah mencantumkan pengadaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran.
Dalam misi diharapkan mencantumkan pengadaan sarana dan prasarana bukan hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam mendukung manajemen sekolah secara keseluruhan.
Sekolah dapat merealisasikan semua yang tertuang dalam visi dan misis sekolah secara maksimal.
Sarana dan Prasarana
Dalam hal sarana prasarana sekolah masih berada dalam tahap berkembang, sekolah sudah memiliki banyak fasilitas yang mendukug seperti computer, papan tulis elektronik, berbagai alat peraga, tetapi masih belum dapat berjalan secara optimal.
Semua sarana danprasarana yang ada disekolah dapat dioptimalkan dalam penggunaan, semua guru membuata alat peraga murah untuk menunjang KBM, sudah ada penambahan computer.
Sekolah telah berjalan maju dnegan menggunakan semua sarana dan prasarana dengan tepat guna, sudah banyak karya siswa yag ditempel di dinding semua kelas, adanya pojok-pojok karya siswa disetiap sudut kelas, adanya kelas computer dan jaringan internet di sekolah.

Action Plan
Program
Kegiatan
Indicator Ketercapaian
Penanggung Jawab
Waktu
Keterangan
Mulai
Selesai
Pengadaan komputer
Membuat proposal pengajuan ke dinas untuk pengadaan computer
Adanya kiriman computer minimal sebanyak 10 unit
Sekolah



Pelatihan pembuatan Alat Peraga Murah
Pelatihan yang dikhususkan untuk guru-guru dalam membuat alat-alat peraga murah untuk menunjang KBM
Banyaknya APMyang dihasilkan dan digunakan di kelas
Sekolah



Pelatihan pengoperasian komputer
Pelatihan yang dikhususkan untuk guru-guru dalam mengoperasikan komputer dalam  menunjang KBM
Guru-guru mampu mengoperasikan Komputer
Sekolah





BAB V

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Sarana prasarana merupakan penunjang pembelajaran dan merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Sekolah yang memiliki sarana prasarana dan fasilitas yang mewah dianggap modern dan unggul tetapi jika dalam penggunaannya fasilitas tidak tepat guna, ini akan merugikan lembaga pendidikan tersebut. Untuk menghindari fasilitas yang ada tetapi tidak terpakai perlu dilakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan keuangan dan kemampuan personil tenaga kependidikan. Inovasi dalam sarana dan prasarana akan berjalan bila ditunjang dengan lengkapnya fasilitas dan dukungan dari warga sekolah dan masyarakat.

B.     Saran

Dalam menunjang proses pembelajaran tidak selalu dibutuhkan fasilitas yang mewah melainkan yang tepat guna. Untuk menghindari sarana dan prasarana yang tersedia tetapi tidak terpakai maka perlu dilakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan keuangan dan kemampuan personil tenaga kependidikan lembaga tersebut.

 

 

 

 

 

 

 




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Puji Syukur kami haturkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita semua sehingga penulis mampu menyelasaikan penulisan makalah ini. Tidak lupa selawat beriring salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan keselamatan. Makalah berjudul ” Analisis Inovasi Pendidikan Dalam Bidang sarana Prasarana Pada SMP N 4 Seluma” ini merupakan salah satu kelompok mata Kuliah teknologi Pendidikan Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, masih banyak kesalahan, walaupun penulis sudah berusaha secara maksimal untuk menghasilkan yang terbaik. Oleh karena itu sangat penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dari penulisan laporan Buku ini.
Akhirnya semoga Rahmat dan Ridlo-Nya selalu dicurahkan kepada kita semua sehingga kita dapat menjadi hamba terbaik di sisi-Nya.














i
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Azhari Ahmad.2001. Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Rian Putra

Dewey,John.1964. Democracy And Education. New York: The Mc Millan Company.

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Depag.RI.2003. Standar Penilaian Di Kelas. Jakarta: Dirjen Baga Islam Depag.RI.

Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara

Ibrahim, 1988. Difusi dan Inovasi Pendidikan. Bengkulu : Remaja Rosdakarya

Imran, Ali. 1996. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya



 






1 comment:

  1. According to Stanford Medical, It's indeed the SINGLE reason women in this country live 10 years longer and weigh 19 KG less than we do.

    (And really, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING around "how" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

    TAP on this link to find out if this easy quiz can help you release your true weight loss possibility

    ReplyDelete